Bangkinang Kota : Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil Hamdu, Jadikan peristiwa besar Nabi Ibrahim As, Ismail As dan Siti Hajar dalam ketaatan kepada Allah SWT, jika sudah perintah Allah SWT maka tidak ada halangan untuk mengikuti perintah walaupun pengorbanan terhadap yang sangat kita cintai.
Implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim As , Nabi Ismail As dan Siti Hajar.
Demikian dikatakan oleh Khatib Iedul Adha 1443 H/2022 M Mendra Siswanto, S. Ag, M. Ag pada shalat Iedul Adha di Masjid Al – Ihsan Islamic Center di Bangkinang Kota. Ahad, 10/07. Shalat Iedul Adha ini diikuti oleh Pj. Bupati Kampar Dr. H. Kamsol, MM, Ketua DPRD Kampar Muhammad Faisal, ST, MT, Dandim 0313 /KPR Letkol Arh Mulyadi, S. IP, Sekda Kampar Drs. Yusri, M.Si, Wakapolres Kampar Rahmat, Plt Kepala Kemenag Kabupaten Kampar Fuadi Ahmad, Pj Ketua TP- PKK Deswita Kamsol beserta rombongan dan Kepala OPD Se-Kabupaten Kampar.
Pada shalat yang di imami oleh Ustazd Nursal, S. Ag Mendra menyampaikan
Wariskan iman dan agama kepada anak, ajak isteri untuk selalu taat kepada Allah SWT, sebagaimana Doa yang di panjatkan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT
Rabbi habli minasshalihin, Berikanlah ya Allah Hamba keturunan yang shalih.
Seteleh sekian lama menunggu keinginan memperoleh keturunan, Kabar gembira di terima oleh Nabi Ibrahim As mendapat rezky akan memperoleh keturunan/anak, Alhamdulilah Siti Hajar melahirkan seorang Putera yang cerdas, pintar dan sangat taat, namun berselang sekian tahun Allah SWT memerintahkan untuk dapat menyembelih sang buah hati yang sangat di cintanya. Hancur dan gulananya menerima wahyu dari Allah SWT melalui mimpi, namun sebagai seorang hamba Allah SWT semua ini menerima perintah dari Allah SWT, begitu juga Ismail dan Siti Hajar agar mengikuti perintah ini.
Inilah menggambarkan sikap kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Ibrahim, rela untuk berkorban demi Allah SWT, Sikap kepemimpinan yang bijaksana, adil dan amanah.
Begitu juga dengan Ismail, As yang pada saat itu berumur 13 Tahun masih remaja, ia langsung menyatakan ikhlas dan rela jika ini perintah Allah SWT maka lakukanlah, konsekwansi penyembelihan merupakan kematian.
Ini memaknai patuh dan taatnya kepada kedua orang tua, dan perintah Allah SWT, rela berkorban jiwa demi agama.
Hal yang sama di tunjukkan oleh Siti Hajar yang telah menunggu bertahun-tahun ingin memperoleh anak, namun berkat ketaatan ia menerima perintah Allah swt, walaupun hatinya sangat hancur.
Mendra Siswanto menambahkan Ini menunjukkan ketaatan seorang isteri terhadap suami apalagi ini perintah dari Allah SWT.
Yang menjadi pertanyaan kita apakah masih ada seperti Nabi Ibrahim As , Ismail As dan Siti Hajar. Maka sudah saatnya kita bertanya apa yang sudah kita lakukan dan korbankan untuk menegakkan perintah Allah SWT, keikhlasan hati dalam melaksnakan perintah Allah SWT.
Hal inilah makna haqiqi dari perintah melaksnakan Qurban bagi ummat islam, mereka adalah contoh bagi seluruh ummat.
Hidupkan nilai-nilai dan hikmah qurban dalam kehidupan sehari hari, orang tua yang shaleh, Pemuda yang beriman dan ikhlas, serta ibu yang selalu taat kepada suami, Hilangkan sifat sifat-sifat kebinatangan, egoisme, sombong, ingin menenag sendiri, inilah yang harus kita buang dalam kehidupan kita sehari, semoga dengan peristiwa qurban makin mendekatkan diri dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita Kepada Allah SWT ” Tutup Mendra Siswanto dalam khutbahnya (Diskominfo Kampar)