Pemerintah Kabupaten Kampar

PETA WILAYAH

kominfo

Kondisi Geografis

Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis dan sosial budaya.

Kabupaten Kampar adalah salah satu dari 12 Kabupaten/Kota  yang ada    di  Provinsi  Riau.  Kabupaten  Kampar  memiliki  luas  lebih  kurang 1.128.928  Ha,  yang  terletak  antara  01°00’40”  lintang  utara  sampai 00°27’00” lintang selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” bujur timur. Adapun batas- batas wilayah Kabupaten Kampar sebagai berikut : Sebelah   Utara   berbatasan   dengan   Kota   Pekanbaru   dan Kabupaten Siak. Sebelah   Selatan   berbatasan   dengan   Kabupaten   Kuantan Singingi. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Provinsi Sumatera Barat. Sebelah  Timur  berbatasan  dengan  Kabupaten  Pelalawan  dan Kabupaten Siak.

Berdasarkan letak geografisnya, posisi Kabupaten Kampar mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim perekonomian, budaya adat istiadat suatu  daerah.  Secara   geografis,  posisi  Kabupaten Kampar sangat strategis   karena   bertetangga dengan Provinsi Sumatera Barat dan dilalui jalur lintas Riau-Sumatera Barat. Kekayaan kultur di Kabupaten Kampar tidak  lepas dari  pengaruh kebudayaan daerah  tetangga yang terletak di sekitarnya. Pengaruh budaya ini lambat laun memasuki proses asimilasi dan sebagai hasilnya Kampar juga kaya akan budaya yang beragam dan khas. Wilayah   Kabupaten Kampar memiliki banyak sungai, baik sungai besar maupun sungai-sungai kecil,   danau dan rawa-rawa. Sungai besar diantaranya   Sungai   Kampar   yang   panjangnya   ±   413,5   km   dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Sungai Kampar mengalir dari hulu di punggung Bukit Barisan kearah Timur   membelah wilayah Kabupaten Kampar. Sungai Kampar Kanan melalui beberapa kecamatan diantaranya kecamatan Koto Kampar Hulu,   XIII Koto Kampar, Kuok, Salo, Bangkinang, Kampar, Kampar Timur, Kampar Utara, Rumbio Jaya , Tambang, Siak Hulu.

Kemudian ada sungai Kampar Kiri melalui kecamatan Kampar Kiri, Gunung Sahilan, Kampar Kiri Tengah, Kampar Kiri Hilir. Selanjutnya ada Sungai Siak yang bagian hulu ada di wilayah Kabupaten Kampar. Panjang sungai Siak yakni ± 90 km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang melintasi kecamatan Tapung. Ada sungai Tapung yang terbagi menjadi sungai Tapung Kanan yang melintasi Kecamatan Tapung, Tapung Hilir dan Tapung Hulu dan sungai Tapung Kiri yang melintasi kecamatan Tapung. Kedua aliran  sungai ini menyatu di sungai Siak.

Sungai-sungai   besar   yang   terdapat   di   Kabupaten   Kampar   ini sebagian masih ada yang berfungsi sebagai, sumber air bersih, budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang). Perairan umum   dimanfaatkan   untuk budidaya perikanan darat dan tempat penangkapan (fishing ground) berbagai jenis ikan perairan dan sebagian kecil berfungsi sebagai sarana perhubungan.

Berdasarkan  satuan  wilayah  sungai  (SWS),  Kabupaten  Kampar terbagi atas dua satuan  wilayah sungai, yaitu SWS  Kampar dan SWS  Siak. Dari dua SWS tersebut telah mengalami perubahan  kondisi  neraca air di wilayah  tangkapan  air  di hulu sungai yang terletak dipunggung  timur Bukit Barisan yang   secara   administrasi berada di wilayah   Provinsi Sumatera Barat.  Terbagi menjadi  3 (tiga)  Sub Daerah Aliran Sungai (DAS)  yaitu  Sub DAS Tapung, Sub DAS Kampar Kanan dan Sub DAS Kampar Kiri.

Letak geografis   berpengaruh terhadap iklim dan musim. Pengaruh musim  tersebut  dapat  menyebabkan  pengaruh  terhadap  pola  kegiatan usaha masyarakat berupa usaha di bidang pertanian. Pertanian yang baik akan maju dengan cepat dan banyak menghasilkan bahan makanan seperti beras, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan, karet, kelapa sawit, kopi, gula, dan lain-lain yang sangat berguna bagi kemakmuran dan keberlangsungan penduduk / masyarakat. Secara ekonomi pun menjadi peluang untuk berperan serta dalam sektor perdagangan.

IKLIM

Iklim   adalah   kondisi   rata-rata   cuaca   berdasarkan   waktu   yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut.

Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis   dengan  suhu rata-rata 270C – 330C. Suhu minimum terjadi pada bulan November dan Desember yaitu sebesar 21 °C. Suhu maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 35 °C. Kelembaban nisbi rata-rata 78-94 persen. Curah hujan rata-rata 283 mm pertahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September dan Desember sebesar 380 mm.

Iklim tropis  di Kabupaten Kampar dipengaruhi oleh dua musim yakni musim hujan dan kemarau. Temperatur minimum terjadi pada bulan November    dan  Desember  yaitu  sebesar  210   C.  Temperatur  maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 350  C. Curah hujan yang terbanyak adalah di sekitar Bangkinang, Bangkinang Kota,   Kampar Kiri dan Gunung Sahilan. Kondisi iklim demikian amat cocok dalam pengembangan berbagai komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan beberapa jenis komoditi perkebunan. Dalam 5 (lima) tahun belakangan ini belum menggambarkan terjadinya kondisi ekstrim pada musim hujan dan musim kemarau.

Kondisi   lahan   tanah relatif subur   dan pada umumnya struktur tanah bersifat arganosol, gleihumus, alluvial, hidromorfik kelabu, podzolik merah kuning, litosol, dan regosol. Jenis tanah arganosol tersebar luas  di dataran rendah berawa-rawa dan berasosiasi dengan humus. Semakin jauh dari pinggir sungai semakin tebal bahan gambutnya dan dikenal dengan gambut ombrogen.

TOPOGRAFI

Topografi    merupakan    bentuk permukaan bumi dan    objek    lain seperti planet, satelit  alami  (bulan dan  sebagainya),  dan asteroid.  Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan     saja,     tetapi     juga      vegetasi dan     pengaruh     manusia terhadap lingkungan,   dan   bahkan kebudayaan lokal   (Ilmu   Pengetahuan

Sosial).   Topografi   umumnya menyuguhkan relief permuka an,  model  tiga  dimensi,  dan identifikasi jenis lahan. Bentuk topografi Kabupaten Kampar sebagian besar  merupakan  daerah    perbukitan  yang  berada  disepanjang    Bukit Barisan   yang berbatasan   dengan provinsi Sumatera   Barat dengan ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut dan kemiringan 0-40 %. Topografi  wilayah  umumnya datar, landai  hingga  sangat curam. Terbentuk dari batuan sedimen dan meta sedimen, batuan metamorfosis dan batuan terobosan yang tersebar diseluruh wilayah.   Wilayah bagian barat   kearah pantai, terbentuk dari formasi geologi batuan metamorphosis, batuan sedimen.  Sedangkan  wilayah    timur  laut  kearah    tenggara,  terdapat  di wilayah bagian barat (perbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat) dikawasan XIII Koto Kampar.

Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera, dan sebagian diantaranya berada di wilayah Kabupaten Kampar telah mewarnai bentuk topografi di daerah ini. Bentuk topografi Kabupaten Kampar pada sisi utara merupakan daratan bergelombang dengan kemiringan mulai dari datar hingga landai yang mengikuti alur Sungai Tapung dan Sungai Siak pada bagian hilirnya. Pada bagian Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuantan Singingi memiliki topografi mulai dari landai sampai relatif agak curam. Bagian barat merupakan wilayah yang berada pada bukit barisan sehingga topografi di daerah ini pada umumnya berupa permukaan tanah yang agak curam sampai dengan sangat curam. Sedangkan bagian Timur, pada umumnya memiliki topografi berupa dataran rendah dan landai mengikuti  alur  Sungai  Kampar  dengan  kondisi  permukaan  tanah  pada bagian hilir merupakan berupa lahan gambut.

Secara topografis, Kabupaten Kampar merupakan daerah bergelombang dengan dataran rendah, rawa-rawa, dataran tinggi atau perbukitan dan sedikit bergunung dengan ketinggian rata-rata sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi

Kabupaten Kampar untuk menjadi daerah pertanian. Disamping itu, kondisi jenis tanah yang ada di Kabupaten Kampar terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu tanah jenis organosol dan gleihumus dengan bahan aluvial, jenis tanah podsolik merah kuning dengan bahan induk batuan endapan dan beku, dan jenis tanah podsolik merah kuning latosol, litosol dengan bahan induk batuan beku. Tekstur tanah yang ada di Kabupaten Kampar pada umumnya liat berpasir dan lempung pasir.

Dalam hal penggunaan tanah wilayah Kabupaten Kampar dapat dibedakan menjadi tanah untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal kebun,  ladang  huma,  padang  rumput,  tambak,  kolam,  lahan  sementara tidak  diusahakan,  hutan,  perkebunan,  sawah  dan  lainnya.  Dari berbagai jenis tanah yang tersebar, seluas 11.542 hektar (1,10 %) digunakan untuk lahan sawah, dan 1.040.916 hektar (98,90 %) merupakan lahan kering. Pada umumnya sebagian besar lahan kering dimanfaatkan untuk usaha perkebunan seluas 311.775 hektar (29,95 %).

Pada sisi utara merupakan daratan bergelombang dengan kemiringan mulai  dari  datar  hingga  landai  yang  mengikuti  alur  Sungai  Tapung  dan Sungai Siak pada bagian hilirnya. Pada bagian selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuantan Singingi memiliki topografi mulai dari landai sampai relatif agak curam.

Bagian barat merupakan wilayah yang berada pada bukit barisan sehingga topografi di daerah ini pada umumnya berupa permukaan tanah yang  agak  curam  sampai  dengan  agak  curam.  Sedangkan  bagian  timur pada umumnya memiliki topografi berupa dataran rendah dan landai mengikuti  alur  sungai  Kampar  dengan  kondisi  permukaan  tanah  pada bagian hilir merupakan lahan gambut.

Ketinggian beberapa daerah di Kabupaten Kampar berkisar antara 26– 100 m dari permukaan laut. Kondisi ini tentunya sangat mendukung bagi pengembangan berbagai komoditi pertanian, perkebunan, usaha perikanan dan peternakan.

Kemudian Fisiografi lahan Kabupaten Kampar didominasi oleh grup kubah gambut, aluvial, dataran, dataran tuf masam, perbukitan, dan pegunungan. Kondisi fisiografi tersebut terdiri dari :

Grup Kubah Gambut.

Satuan lahan ini berkembang di daerah cekungan rawa belakang pantai tua akibat penimbunan bahan organik dalam keadaan selalu jenuh air, sehingga proses dekomposisi minim terhadap bahan organik. Ketebalan gambut berangsur semakin tinggi ke bagian tengah sehingga permukaannya membentuk kubah dengan ketinggian tempat 10 – 20 meter di atas permukaan laut.

Grup Aluvial.

Satuan lahan ini merupakan bentukan muda, oleh aktivitas danau, pelebaran sungai, dan koluviasi. Bahan pembentuknya berupa bahan endapan aluvial, koluvial, dan kadang ditutupi endapan bahan organik. Ketinggian tempat 15 – 475 meter di atas permukaan laut.

Dataran Tuf Masam.

Merupakan dataran luas dan terbentuk dari bahan tuf vulkanik masam dan sedimen halus mempunyai ciri khas berupa punggung memanjang yang dipisahkan lembah dengan pola drainase dendritik dan aliran sungai satu arah lereng yang menyatu ke dalam sungai besar. Grup ini dijumpai berdekatan dengan grup dataran yang penyebarannya di sebelah timur laut jalur patahan utama Sumatera. Bahan tuf masam makin menipis ke arah utara dan sedikit menutupi dataran dan perbukitan. Ketinggian tempat adalah 40 – 250 meter di atas permukaan laut.

Dataran.

Daerah yang tidak termasuk grup dataran tuf masam karena terbentuk dari sedimen halus sampai kasar dan telah mengalami lipatan, pengikisan dan penorehan merupakan grup tersendiri sebagai grup dataran. Umumnya lereng hampir seragam (lereng < 16% dan beda tinggi  <  50  meter).  Dataran  memiliki  sejarah  yang  cukup kompleks, yaitu telah mengalami berbagai proses geomorfik di permukaannya termasuk proses erosi dan sedimentasi serta pelipatan. Banyak sisa tanda proses pembentukan tanah yang dijumpai, seperti tutupan konkresi besi, lapisan plintit, dan lain-lain.

Perbukitan.

Terbentuk oleh proses orogenesis dan erosi terdiri atas bukit-bukit kecil dan besar masing-masing dengan perbedaan tinggi 10 – 50 m atau 50 –

300 m serta berkembang dari batuan sedimen dan metamorfik yang telah mengalami proses pengangkatan dan atau pelipatan serta perbukitan yang terbentuk oleh intrusi batuan plutonik masam.

Pegunungan dan Plat

Terbentuk dari batuan sedimen halus sampai kasar, granit dan batuan volkanik yang telah mengalami lipatan/patahan dan merupakan rangkaian Pegunungan Barisan. Puncak-puncak berada pada ketinggian > 1.000 m di atas permukaan laut.