Pemerintah Kabupaten Kampar

POTENSI DAERAH

kominfo

A. PERTANIAN dan TANAMAN PANGAN

Menurut           pengertiannya,           Pertanian adalah           kegiatan pemanfaatan sumber       daya       hayati yang       dilakukan manusia untuk menghasilkan  bahan pangan,  bahan  baku industri,  atau  sumber energi, serta   untuk   mengelola lingkungan   hidupnya.[1] Kegiatan   pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman   atau   bercocok   tanam  (bahasa   Inggris: crop cultivation)      serta      pembesaran hewan      ternak (raising),      meskipun cakupannya     dapat     pula     berupa     pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam          pengolahan          produk           lanjutan,          seperti pembuatan keju dan tempe,     atau     sekadar ekstraksi semata,     seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Sedangkan Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi manusia. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman utama yang dikonsumsi manusia sebagai makanan untuk memberikan asupan energi bagi  tubuh.  Umumnya  tanaman  pangan  adalah  tanaman  yang  tumbuh dalam waktu semusim.

Untuk sub sektor pertanian dan tanaman pangan di Kabupaten Kampar meliputi   padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar. Untuk pertanian  padi sawah Tahun 2016 luas tanam 5.356 ha, luas panen 5.855 ha, produksi gabah 28.630,95 ton, Produksi Beras 18.094,76 Ton, Produktivitas 4,89 Kw/Ha, dan jumlah konsumsi beras 70.942,88 Ton. Tahun 2015 luas   tanam 6.359 ha, luas panen   7.632   ha,   produksi   gabah   37.189,71   ton,      Produksi   Beras 23.503,89  Ton,  Produktivitas  4,87  Kw/Ha,  dan  jumlah  konsumsi  beras 70.942,88 Ton. tahun 2014 luas tanam 6.150 ha, luas panen 5.949 ha, produksi gabah 29.665,90 ton, produksi beras 18.748, 85 ton, konsumsi beras 91.547, 12 ton.

Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tahun 2017 lahan tanam terdiri dari lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah terdiri dari 2 (dua) yaitu :

1. Lahan Sawah Beririgasi : 2.821 Ha
2. Lahan Swah Tadah hujan : 3.760 Ha

Lahan Kering terdiri dari :

1. Tegal / Kebun : 90.647 Ha
2. Ladang / Huma : 49.984 Ha

Adapun  Data  Produksi  dan  nilai  produksi  tanaman  pangan  pada tahun 2017 terdata dengan data jumlah sebagai berikut :

  1. Padi       : 36.024 Ton, nilai produksinya Rp.108.073.050
2. Jagung            : 1 2.772 Ton, nilai produksinya Rp. 38.315.370
3. Kedelai : 183,91 Ton, nilai produksinya Rp. 919.550
4. Ubi Kayu :  9.360 Ton, nilai produksinya Rp. 7.019.050
 

5.   Kacang Tanah:     702 Ton, nilai produksinya Rp.  15.801.750

6. Kacang Hijau :     119 Ton, nilai produksinya Rp. 1.193.000
7. Ubi Jalar :  1.565 Ton, nilai produksinya Rp. 4.695.450

Sementara luas areal Hortikultura yang terdiri dari buah-buahan dan sayur-sayuran terdata dengan luas dan produksinya sebagai berikut :

  1. Buah-buahan  dengan  luas  8.806.527  Ha  dengan  jumlah  produksi 25.696,12 Ton.
  2. Sayur-sayuran   dengan   luas   39.673   Ha   dengan   jumlah   produksi 68.346,07 Ton.

Tanaman Padi Ladang Tahun 2016 luas tanam 992 Ha, Luas Panen 2.159 Ha, Produksi Gabah 5.958,84 ton, Produksi Beras 3.765,99 Ton, Produktivitas 2,76 Kw/Ha. Tahun 2015 luas tanam 2.297 Ha, Luas Panen 2.775 Ha, Produksi Gabah 7.641,85 ton, Produksi Beras 4.829,65 Ton, Produktivitas 2,75 Kw/Ha. Sedangkan Tahun 2014 luas tanam 3.590 ha, luas  panen  2.752  ha,  produksi  gabah  7.658,87  ha,  produksi  beras 4.840,41 ton. Tanaman Jagung luas   tanam 1.926 ha, luas panen 2.768 ha, produksi   11.930,77 ton. Tanaman Kedelai luas   tanam 506 ha, luas panen 606 ha, produksi 1.525,40 ton. Kacang Hijau Tahun 2016 luas   tanam 47 Ha, luas panen   53 Ha, Produksi 109,18 Ton, Produktivitas  2,06 Kw/Ha. Tahun 2015 luas  tanam

68 Ha, luas panen 89 Ha, Produksi 183,03 Ton, Produktivitas 2,06 Kw/Ha. Jagung  Tahun 2016 luas  tanam 1.424 Ha, Luas Panen 1.643 Ha, Produksi  10.416,62  Ha,  Produktivitas  6,34  Kw/Ha.  Tahun  2015  luas tanam   2.192   Ha,   Luas   Panen   1.511   Ha,   Produksi   9.563,13   Ha, Produktivitas 6,33 Kw/Ha. Kacang Kedelai Tahun 2016 luas   tanam 29 Ha, Luas Panen 58, Produksi 158,92 Ton, Produktivitas 2,74 Kw/Ha. Untuk tahun 2015 luas tanam 270 Ha, Luas Panen 240, Produksi 654,70 Ton, Produktivitas 2,73

Kw/Ha.

Kacang Tanah Tahun 2016 luas tanam 233 Ha, Luas Panen 242 Ha, Produksi 709,06 ha, Produktivitas 2,93 Kw/Ha. Tahun 2015 luas tanam 232  Ha,  Luas  Panen  253  Ha,  Produksi  738,90  ha,  Produktivitas  2,92 Kw/Ha.

Ubi Kayu tahun 2016   luas   tanam 621 Ha, Luas Panen 540 Ha, Produksi 9.072 Ton, Produktivitas 16,80 Kw/Ha. Tahun 2015 luas  tanam 552 Ha, Luas Panen 676 Ha, Produksi 11.349,35 Ton, Produktivitas 16,79 Kw/Ha.

Ubi Jalar Tahun 2016 luas   tanam 130 Ha, Luas Panen 118 ha, Produksi 1.516,30 Ton, Produktivitas 12,85 Kw/Ha sedangkan tahun 2015 luas   tanam 121 Ha, Luas Panen 157 ha, Produksi 2.016,22 Ton, Produktivitas 12,84 Kw/Ha.

Kemudian luas   lahan pertanian Tahun 2016, seluas   184.686 Ha yang terdiri dari  lahan basah seluas 6.845 ha,  lahan kering 177.841 Ha. Luas lahan pertanian tahun 2016 ini sama dengan  Tahun 2015. Luas ini menurun bila dibanding tahun 2014   yakni 189.011 ha yang terdiri dari lahan basah seluas 8.934 ha, lahan kering 180.077  ha.

Jenis  irigasi sawah teknis  Tahun 2016 luas 2.751 Ha, Tadah Hujan 4.079 ha dan Lebak/Polder dan lainnya 15 Ha. Angka ini menurun bila dibanding tahun  2014 dimana irigasi sawah  teknis luas 3.204 ha, irigasi sawah tadah hujan 5.715 ha, irigasi sawah lebak 15 ha.

Untuk tanaman hortikultura    di Kabupaten Kampar banyak dikembangkan   tanaman holtikultura seperti,   Mangga, Jeruk, Pepaya, Pisang, Nanas, Durian,   Manggis, Melon, Alpukat, Buah Naga, Belimbing, Duku/Langsat, Jambu Biji, Jambu Air, Nangka/Cempedak,    Salak, Rambutan, Sawo, Sirsak, Sukun Melinjo dan Bawang Merah.

Untuk  tanaman  Mangga  pada  Tahun  2016  Luas  Areal  845  Ha, Jumlah Produksi 1.699 Ton, Produktivitas 42/Kw/Ha sama dengan tahun

  1. 2015. sedangkan Tahun 2014, luas areal 808 ha, produksi 889 Ton dan Produktivitas 41 Kw/H Tanaman Jeruk Tahun 2016 Luas Areal 489 Ha, Jumlah Produksi 1.525 Ha, Produktivitas 144 Kw/Ha. Sedangkan Tahun

2014 luas areal 269 ha, produksi 1.076 ton Produktivitas 140 Kw/Ha. Pepaya Tahun 2016 Luas Areal 37 Ha, Jumlah Produksi 757 Ton, Produktivitas 3309 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal  pepaya 36 ha, produksi

724 ton. Pisang luas areal 536 ha, produksi 1.633 Ton.Tanaman Nanas pada tahun 2016 di Kabupaten Kampar luas areal 611 ha, jumlah produksi 6.036 Ton, produktivitas 180 Kw/ha, Tahun 2014 luas areal 1.110 ha, produksi 12.902 Ton, produktivitas 180 Kw/ha.

Durian tahun 2016 luas areal 1.977 ha,  jumlah produksi 4.689 Ton, Produktivitas 77 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal 1.953 ha, produksi 4.175 Ton.  Manggis tahun 2016 luas areal 1.301 ha,  jumlah produksi 2.486 Ton, Produktivitas 40 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal 1.953 ha, produksi 4.175 Ton, Produktivitas 40 Kw/Ha.

Melon  tahun  2016 luas areal  38  ha,    jumlah  produksi  661  Ton, Produktivitas 150 Kw/Ha. Bila dibanding Tahun 2014  luas areal berkurang dan produktivitas justru meningkat dimana  luas  areal 39 ha, produksi 575

Ton, Produktivitas 147,4 Kw/Ha. Alpukat tahun 2016 luas areal 87 ha,   jumlah produksi 101 Ton, Produktivitas 35 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal luas  areal 84 ha, produksi

85 Ton produktivitas 34 Kw/Ha.

Belimbing tahun 2016 luas areal 44  ha,  jumlah produksi 211 Ton, Produktivitas 84 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal 44 ha, produksi 200 Ton, produktivitas 84 Kw/Ha. Duku/Langsat tahun 2016 luas areal 227 ha, jumlah produksi 1.257 Ton, Produktivitas 118 Kw/Ha. Tahun 2014 luas areal  luas areal 229 ha, produksi 349 Ton dan produktivitas 117 Kw/Ha.

Kemudian  Jambu  Biji  tahun  2016  luas  areal  146    ha,    jumlah produksi 365 Ton, Produktivitas 82 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal 137 ha, produksi 415 Ton Produktivitas 81 Kw/Ha.   Jambu Air tahun 2016 luas areal 178 ha,   jumlah produksi 508 Ton, Produktivitas 72 Kw/Ha. Tahun

2014 luas areal 167 ha, produksi 148 Ton, Produktivitas 71 Kw/Ha.

Nangka/Cempedak tahun 2016 luas areal  649 Ha,  jumlah produksi 2.667  Ton, Produktivitas 85  Kw/Ha. Tahun 2014  luas    areal    657  ha, produksi 3.045 Ton, Produktivitas 85 Kw/ha.  Salak tahun 2015 luas areal 61 ha,   jumlah produksi 891 Ton, Produktivitas 200 Kw/Ha. Tahun 2014 luas areal 62 ha, produksi 767 Ton, produktivitas 200 Kw/Ha.

Rambutan tahun 2016 luas areal 1.746 ha,  jumlah produksi 6.780 Ton, Produktivitas 55 Kw/Ha. Tahun 2014 luas   areal 1.735 ha, produksi

4.268 Ton, Produktivitas 50 Kw/Ha. Sawo tahun 2016 luas areal 38 ha, jumlah produksi 454 Ton, Produktivitas 210 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal

38 ha, produksi 444 Ton, Produktivitas 210 Kw/Ha.

Sirsak tahun 2016 luas areal 60 ha,   jumlah produksi 12 Ton, Produktivitas 50 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal 59 ha, produksi 13 Ton, Produktivitas 50  KW/Ha.  Sukun  tahun  2016 luas areal  78  ha,    jumlah produksi 105 Ton, Produktivitas 30 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal 59 ha, produksi 59 Ton, produktivitas 30 Kw/Ha.

Melinjo tahun 2016 luas areal 63 ha,   jumlah produksi 82 Ton, Produktivitas 30 Kw/Ha. Tahun 2014 luas  areal 64 ha, produksi 100 Ton, produktivitas 30 Kw/Ha. Bawang Merah tahun 2016 luas areal 69 ha, jumlah produksi 100 Ton. Tahun 2014 luas areal 24 ha, produksi 96 Ton.

Tanaman Kacang panjang tahun 2016 luas areal 327 ha,   jumlah produksi 1.943 Ton, Tahun 2014 luas  areal 502 ha, produksi 2.499 Ton. Semangka tahun 2015 luas areal 284 ha,   jumlah produksi 4.729 Ton, Tahun 2014 luas areal 367 ha, produksi 5.505 Ton.

Terung tahun 2016 luas areal 291 ha,  jumlah produksi 3.084 Ton, Tahun 2014 luas  areal 381 ha, produksi 3.912 Ton. Ketimun tahun 2015 luas areal 317 ha,  jumlah produksi 5.131 Ton, Tahun 2014 luas  areal 432 ha, produksi 7.329 Ton.

Kangkung tahun 2016 luas areal 440 ha,   jumlah produksi 4.569 Ton, Tahun 2014 luas   areal 623 ha, produksi 6.041 Ton. Bayam tahun

2016 luas areal 441 ha,   jumlah produksi 4.487 Ton, Tahun 2014 luas areal 663 ha, produksi 8.171 Ton.

Petai tahun 2016 luas areal 139 ha,   jumlah produksi 145 Ton, Tahun 2014 luas  areal 140 ha, produksi 149 Ton. Jengkol tahun 2016 luas areal 227 ha,  jumlah produksi 484 Ton sedangkan Tahun 2014 luas  areal

227 ha, produksi 282 Ton.  Cabe tahun 2016 luas areal 479 ha,  jumlah produksi 2.791 Ton. Tahun 2014 luas areal 505 ha, produksi 2.306 Ton.

Kemudian untuk jumlah lahan persawahan secara geografis di Kabupaten Kampar mengalami penurunan setiap tahunnya berupa sawah irigasi dan sawah lainnya sedangkan sawah tadah hujan mengalami peningkatan   jumlah luas lahan yakni 6.445 Ha dari 5.612 Ha tahun 2012. Sedangkan luas sawah irigasi dari luas 4.623 Ha menjadi 3.889 Ha dan sawah lainnya dari luas 346 Ha menjadi 330 Ha.   Jumlah lahan kering berdasarkan dua jenis data berupa rawa-rawa dan ladang tegalan,  luas ladang (tegalan)  seluas 92.251.51  Ha dan rawa-rawa dengan luas 20.331 Ha

B. KEHUTANAN

Berdasarkan data lahan sebagai kawasan hutan yang ada di Kabupaten  Kampar  seluas  566.121  Ha,  terbagi  kedalam  lima  kategori hutan antara lain hutan lindung seluas 49.255 ha, hutan suaka alam dan wisata seluas 108.034 ha, hutan produksi tetap seluas 157.419 ha, hutan produksi terbatas seluas 116.066 ha dan kawasan hutan yang dapat dikonservasi seluas 135.347 ha. Sedangkan hasil hutan non HPH terdiri dari tiga kelompok yakni, kayu bulat (HTI) acasia dan evcoliptus sebanyak 471.637,43 M3, kayu gergajian sebanyak 3.853.367 M3   dan kayu olahan sebanyak 2.488.678 M3. Dari data Dinas Kehutanan Kabupaten Kampar bahwa pada  Tahun 2015 Hasil Hutan Non HPH untuk kayu bulat sebanyak 690.731,07 M3, Kayu Gergajian sebanyak 4.363,4421 M3, Kayu Olahanan 6.317,7864 M3. Hasil ini menurun bila dibanding tahun sebelumnya dimana pada 2014 hasil hutan Non HPH untuk kayu bulat sebanyak 978.678,38 M3, Kayu gergajian sebanyak 10.180,5358 M3, Kayu olahana 6.622,6295 M3. Sedangkan untuk pencurian kayu dalam dua tahun terakhir   tidak ditemukan di Kabupaten Kampar. Pencurian kayu   terakhir     ditemukan tahun 2014, dengan volumen kayu yang dicuri 163,20 M3, dari 22 kasus yang ditemukan di 4 lokasi. Kemudian pada tahun 2016, luas lahan hutan produksi tetap seluas 166.4768 Ha, hutan produksi  terbatas seluas 119.156,27 ha, dan hutan yang dapat dikonversi seluas 133.089,17 ha. Luasan ini sama  dalam tiga tahun terakhir 2014-2016. Dinas  Kehutanan  Kampar    seperti  dikutip  dari  Kamparkab.go.id. pada tahun 2015 mencatat ada 121 perusahaan dan usaha milik perorangan yang ilegal atau non-prosedural. Usaha itu menduduki kawasan hutan tanpa izin. 121 perusahaan dan perorangan itu menguasai sekitar 141.350 hektare kawasan hutan. Bukan hanya Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Lindung juga ikut dibabat. Pemerintah Daerah dalam    hal ini Dinas Kehutanan sudah mengingatkan agar pengusaha melengkapi persyaratan. Pengurusan izin dimulai dari Pemerintah Kabupaten Kampar. Berlanjut ke Pemprov Riau dan terakhir, Menteri Kehutanan menerbitkan izin prinsip pelepasan dari kawasan hutan.  Himbauan agar izin diurus tidak berarti melegalkan perusahaan di dalam kawasan hutan. Untuk tahun 2017 sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan    kewenangan kehutanan menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Riau.

C. PERIKANAN

Perikanan adalah   kegiatan   manusia   yang   berhubungan   dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.   Umumnya, perikanan    dimaksudkan    untuk    kepentingan    penyediaan pangan bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi  olahraga,  rekreasi (pemancingan        ikan),       dan       mungkin       juga       untuk       tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.

Usaha  perikanan adalah  semua  usaha  perorangan  atau  badan hukum   untuk   menangkap   atau   membudidayakan   (usaha penetasan, pembibitan,  pembesaran) ikan, termasuk kegiatan  menyimpan, mendinginkan,  pengeringan,  atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis)

Potensi perikanan di Kabupaten Kampar sangat  tinggi. Pemerintah terus meningkatkan pembangunan di sub sektor perikanan. Sumber daya perairan air tawar memberikan   keuntungan yang sangat potensial di Kabupaten Kampar dengan adanya kekayaan hasil produksi sektor perikanan.

Menyadari   potensi   ini   maka   pemerintah   Kabupaten   Kampar berupaya meningkatkan budi daya ikan. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi   Riau   mengakui   budidaya   ikan   yang   dilakukan   Pemerintah Kabupaten Kampar adalah yang terbaik di Riau dan bahkan masuk dalam jajaran budidaya ikan terbaik nasional.

Lebih kurang 70 % produksi ikan budidaya di Riau,   dihasilkan Kabupaten Kampar. Produksi ikan budidaya Provinsi Riau dalam setahun mencapai 100.162 ton, 70.336 ton diantaranya diproduksi dari Kabupaten Kampar (tahun 2016). Kesuksesan Kampar dalam pembudidayaan ikan ini tidak terlepas dari konsekwensi Pemerintah Kabupaten Kampar dalam pengembangan budidaya ikan.

Produksi   perikanan di Kabupaten Kampar di lakukan dengan berbagai cara   (sistem) yakni, kolam, keramba dan perikanan perairan umum. Untuk penangkapan Ikan perairan umum pada Tahun 2017 sebesar 3.773,05  Ton  yang  terdiri    penangkapan  ikan  perairan  Danau  sebesar

754,61 Ton, kolam ikan dengan luas 838.33 Ha menghasilkan produksi mencapai 23.241.81 ton, ikan rawa sebesar 188,65 Ton serta  sungai dan lainnya 2.829,79 Ton. Jumlah Pembudidaya Ikan Air Tawar sebanyak 7.748 orang.  Dengan jumlah produksi 58.148,05 Ton Pada tahun 2016 keramba ikan  dengan  jumlah  unit  kerambah  7.572  unit  dengan  jumlah  produksi

27.064.07 ton. Sedangkan untuk  perikanan perairan umum memiliki hasil produksi pada tahun 2016 mencapai 2.861.54 ton dengan jumlah pembudidaya 7.629 orang.

Namun demikian mengingat Kabupaten Kampar tidak memiliki  laut maka perikanan yang dikembangkan adalah perikanan darat.       Jumlah Produksi perikanan darat   tahun 2016 sebesar 52.802 Ton. Jumlah ini memang menurun bila dibanding tahun 2015 yang mencapai 60.002,57 Ton.

Pada  tahun  2017  jumlah  produksi  perikanan  darat  meningkat menjadi 61.921,10 Ton. Dengan rincian penangkapan ikan perairan umum sebesar 3.773,05 Ton

Beberapa jenis ikan  yang dikembang biakkan di Kabupaten Kampar diantaranya, Ikan Nila, Lele, Gurami, Ikan Tawar. Produksi ikan Nila   pada tahun 2016 sebanyak 1.208,08 Ton, Ikan Lele sebanyak 6.230,88 Ton, Ikan Gurami sebanyak 264,98 ton. Produksi ikan tawar lainnya di kolam air tenang  22.212,60  ton.  Nilai  produksi  Usaha  Kolam  Ikan  Air  Tenang sebanyak Rp. 209.499,15 juta.

Luas Areal Keramba/Siring tahun 2016 sebanyak 43,13 ha dengan Jumlah  kerambah 7.519  petak.  Jumlah    ikan  tawar  lainnya  di  keramba 25.975,21 Ton. Sedangkan  Luas  areal Jaring Apung tahun 2016 seluas 39 ha, dengan jumlah jaring apung 7.318 unit.   Jumlah produksi ikan tawar jaring  apung  29.975,21  ton,    nilai  produksi  usaha    jaring    apung  Rp. 256.745,23. juta Produksi ikan  yang di tangkap di  rawa, sungai dan danausebanyak 4.438,88 ton dengan nilai produksi Rp. 71.022,08 juta.

Jumlah Balai Benih Ikan (BBI) sebanyak 2 (dua) unit,  produksi usaha pembenihan   tahun   2017       8.235.800   ekor,   nilai   produksi   usaha pembenihan Rp. 494.15 juta. Jumlah   Unit Pembenihan   Rakyat   tahun 2017 jumlah produksi sebanyak 216.004.582 ekor, Nilai produksi  Usaha Pembenihan Rp. 15.120.32 juta.

Kabupaten   Kampar   juga   pernah   mencatat   prestasi   dibidang perikanan dimana UPT Laboratorium Penyakit Ikan dan Kualitas Air Dinas Perikanan  Kabupaten  Kampar  berhasil  meraih  Juara  III  Adi  Bakti  Mina Bahari 2013 untuk Kategori Kelembagaan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, pada 9 Desember 2013 di Jakarta. Dalam acara tersebut, penghargaan untuk Dinas Perikanan Kabupaten Kampar yang berhasil meraih   Juara   III,   diserahkan   secara   langsung   kepada   Kepala   Dinas Perikanan Kabupaten Kampar Ir. Usman Amin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja. Kepala   Dinas   Perikanan   Kabupaten   Kampar   Ir.   Usman   Amin mengungkapkan bahwa penghargaan yang diberikan kepada Dinas Perikanan Kabupaten Kampar merupakan sebuah prestasi yang patut diapresiasi. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi Dinas Perikanan Kabupaten Kampar untuk lebih meningkatkan kualitas dan peran demi tercapainya keberhasilan pembangunan sektor perikanan ke depan, khususnya di Kabupaten Kampar.

D. PETERNAKAN

Pemerintah  Kabupaten  Kampar    dalam  beberapa    tahun  terakhir juga serius dalam meningkatan pembangunan di sub sektor peternakan. Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan peternak.

Banyak jenis  ternak di Kabupaten Kampar yang banyak di  pelihara dan dikembang biakkan oleh petani. Diantara  ternak kerbau, sapi potong, Sapi Perah, Ternak Kecil  Ternak Unggas.

Untuk ternak Sapi Potong   tahun 2015 populasi sebanyak 40.610 ekor, jumlah pemotongan pertahun 4.321 ekor, laju pertumbuhan 14,08 % dengan  rata-rata  kepemilikan    per  KK  4  ekor.    Jumlah  ini  meningkat dibading tahun 2014  sebanyak 35.598 ekor, jumlah  pemotongan pertahun 10.627  ekor, laju pertumbuhan pertahun 15 persen rata-rata kepemilikan per KK 4 ekor. Pada Tahun 2017 populasi Sapi Potong berjumlah 40.289 dan Kerbau sebanyak 16.501 populasi yasng dikategorikan pada populasi hewan ternak besar.

Sapi Perah populasi     tahun 2014 sebanyak 58 ekor meningkat menjadi 66 ekor pada   tahun 2015. Ternak Kambing   pada Tahun 2017 mengalami  penurunan  produksi,  populasi  sebanyak 17.437  ekor,  Tahun 2014  populasi 33.661 ekor, menurun di tahun 2015 menjadi 25.078 ekor. Babi tahun 2014  berjumlah 5.709 ekor turun  menjadi 2.651 pada  tahun

2015, pada tahun 2016 mengalami penurunan cukup tajam yang hanya berjumlah 1.231 namun pada tahun 2017 populasi produksi naik menjadi 1.397 ekor. Domba ditahun 2014 sebanyak 1.013 ekor turun disbanding pada tahun 2015 yang hanya 772 ekor, pada tahun 2016 berjumlah 356 ekor , terjadi peningkatan pada tahun 2017 sebanyak 406 ekor. Kelinci tahun 2.155 ekor, meningkat pada tahun 2015 menjadi 2.529 ekor.

Untuk ternak kerbau, pada tahun 2014  jumlah populasi  sebanyak 20.457 ekor, jumlah  pemotongan pertahun  6.994  ekor, laju pertumbuhan pertahun 6,69 persen rata-rata kepemilikan   per KK 4 ekor. Pada tahun 2015 populasi menurun menjadi  18.134 ekor dengan  jumlah pemotongan pertahun 7.797 ekor dengan tingkat pertumbuhan 11,35 %. Pada tahun 2016 jumlah populasi sebanyak 15.466 ekor dengan jumlah produksi pemotongan 1.523.978 kg / tahun. Meningkat pada tahun 2017 sebanyak 16.501 ekor dengan produksi pemotongan 1.829.853 kg/tahun.

Kemudian ayam buras pada   tahun 2014 sebanyak 594.567 ekor, tahun 2015 sebanyak 494.218 ekor, menurun populasinya sampai pada tahun 2016 hanya 381.388 ekor, pada tahun 2017 ada kenaikan menjadi 401.107 ekor.  Ayam petelur pada tahun 2014, populasi sebanyak 57.523 ekor, produksi telur  841.272  Kg/ha, pada  tahun 2015 meningkat menjadi

58.086, dengan produksi telur 849.265 Kg/th, pada tahun 2016 terjadi peningatan populasi cukup signifigan sebanyak 150.000 ekor namun tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi telur yang hanya 857.587 kg/th, ditahun 2017 populasi ayam petelur meningkat menjadi 151.470 ekor dengan produksi telur sebanyak 914.599 kg/th.  Ayam pedaging tahun

2014  jumlah  populasi    17.066.530  ekor,  produksi    daging    2.067.337 kg/th, tahun   2015 populasi sebanyak 17.313.332 ekor dan   produksi daging sebesar 3.586.019 Kg/th, pada tahun 2016 populasi meningkat menjadi 17.564.375 ekor dengan produksi daging sebanyak 3.637.877 kg/th,  Tren  terus  naik  pada  tahun  2017  populasi  bertambah  menjadi

17.786.760  ekor  dengan  produksi  juga  meningkat  sebesar  3.815.219 kg/th. Produksi Itik Manila tahun 2016 sebanyak  16.240  ekor, meningkat di  tahun  2017  menjadi  17.354.  Populasi  Burung  Dara  tahun  2014 sebanyak 6.949 ekor, meningkat  tajam tahun 2015 menjadi 14.587 ekor. Populasi Burung Puyuh   tahun 2014 sebanyak 20.539 ekor, turun pada tahun 2015  menjadi 8.586 ekor.

Kemudian  jumlah  perusahaan pembibitan ayam 3 unit dan jumlah rumah potong hewan 2 unit. Jumlah ini sama dalam enam tahun terakhir.

Pengembangan sektor peternakan di Kabupaten Kampar tidak saja dilakukan   oleh   pemerintah   dan   pelaku   usaha   peternakan.   Usaha peternakan juga bisa dilakoni   oleh   mereka   yang masih duduk dibangku sekolah. Hal ini dibuktikan oleh siswa SMKN 1 Kuok jurusan peternakan. Para siswa jurusan peternakan   di sekolah ini sudah bisa menghasilkan uang dari ilmu yang dipelajari sehari-hari yaitu beternak ayam potong.

Menurut pengakuan   Wakil Kepala Sekolah SMKN 1 Kuok Asep Gunawan bahwa siswa Jurusan Peternakan SMKN 1 Kuok menjual hasil ternak ayam potongnya yang berumur 28 hari ke Pasar Kuok. Ayam yang dijual ini beratnya mencalai 1,4 kilogram perekor.  Ayam potong tersebut berjumlah 98 ekor, karna jumlah ayam potong sebelumnya 100 ekor. Dalam pemeliharaan hanya 2 ekor ayam mati.

Disini siswa  diajarkan bagaimana berwirausaha mandiri, disamping belajar, siswa juga bekerja dan siswa juga harus bisa berwirausaha mandiri. Untung penjualan ayam ini akan dibagi dua untuk modal kedepannya dan selebihnya dimasukkan ke dalam kas Kelas Peternakan.

E. PERKEBUNAN

Beberapa komoditi perdagangan yang menjadi primadona di Kabupaten Kampar antara lain kelapa sawit, karet, kelapa, gambir dan lain- lain.   Pada  tahun  2017  luas  areal     tanaman     perkebunan  Kampar 509.161   Ha.   Dari   luas  areal   tanaman   perkebunan   ini,   lahan  sawit seluas 409.119 Ha dengan jumlah produksi 6.165.190 Ton , lahan karet seluas 93.067 Ha dengan jumlah produksi sebesar 51.430 Ton, Kakao 319 Ha  dengan  jumlah  produksi    43  ton,  Gambir  seluas  4.816  Ha  dengan besaran produksi 2.762 Ton dan areal Antan seluas 1.840 Ha dengan produksi Antan sebesar 533 Ton.

Sektor perkebunan di Kabupaten Kampar juga menjadi perhatian pemerintah,     mengingat  banyak  penduduk  yang  pekerjaannya  sebagai petani di  sektor  perkebunan. Diantara   jenis tanaman  perkebunan yang banyak digeluti masyarakat  yakni perkebunan Kelapa Sawit dan Karet. Ini dibuktikan   juga dengan ketersediaan pabrik kelapa sawit dan pabrik pengolahan karet di Kabupaten Kampar.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar   bahwa hingga tahun 2016,  di Kabupaten Kampar terdapat 36 (tiga puluh enam) unit  industri pengolahan kelapa sawit atau pabrik kelapa sawit (PKS),  dan 4  (empat) industri pengolahan karet. Jumlah ini sama dengan tahun 2015 dan tahun 2014.

Selain sub sektor perkabunan kelapa sawit dan karet, tanaman perkebunan  yang  banyak  digeluti  oleh    masyarakat  Kabupaten  Kampar yakni, tanaman kopi, kakao, kelapa, gambir dan pinang.

Pada tahun 2016 luas   areal   tanaman karet   93.061   ha, luas tanam 70 ha dan jumlah produksi sebanyak 57.501 ton.  Jumlah produksi menurun pada tahun 2017 dimana produksi hanya sebesar 51.430 Ton. Tahun  2015 luas  areal  tanaman karet  96.134 ha, luas  tanam 77 ha dan jumlah produksi sebanyak 57.920 ton. Jumlah ini meningkat dari tahun 2014     dengan luas   areal 102.353 ha, luas tanam 415 ha dan jumlah produksi 77.556 ton.

Luas Tanaman Kopi tahun 2016 luas areal 16 ha, jumlah produksi 5 ton, luas areal dan produksi kopi ini sama  dengan tahun 2015.  Tanaman Kakao Tahun 2016 luas areal 321,91 ha,   dengan luas tanam 6,65 ha, jumlah produksi 43 Ton,  tahun 2015 luas  arela  315, 26 ha  dengan luas tanam 11,95 ha dan jumlah produksi 22,35 ton. Tanaman Kepala sawit tahun 2016, Luas areal 408.977  ha,  dengan luas    tanam 5.235 ha, jumlah produksi sebanyak 5.866.639 ton,  Tahun 2015 luas   areal 405.513 ha,   dengan luas   tanam 29 Ha dan   jumlah produksi sebanyak 5.670.815 ton.

Tanaman kelapa tahun 2016 luas areal 1.714 ha,   jumlah produksi 529  ton. Tahun 2015 luas areal Kepala 1.769 Ha dengan areal tanam 3 ha dan produksi 261 Ton.

Data ini membuktikan bahwa    Kabupaten Kampar memiliki potensi perkebunan yang luar biasa.   Diantara perkebunan   itu ada yang milik swasta, Perusahaan negara dan perorangan. Perkebunan paling luas di Kabupaten Kampar   yakni kebun kelapa sawit diikuti kebun karet, kebun gambir, kelapa, kebun kakao dan pinang.

Kabupaten Kampar sebagai salah satu Kabupaten terluas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau, pemerintah Kabupaten Kampar berupaya  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  petani  sawit.  Pada  Tahun 2016 Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar akan mengucurkan program penyuluhan dan pemupukan terhadap petani sawit yang berada di Kabupaten Kampar. Dinas Perkebunan  juga akan membuat program baru dengan membentuk kelompok-kelompok tani untuk setiap desa serta dilakukan  pembinaan  dan  dilakukan  badan  usaha,  seperti  Koto Perambahan,   dan   akan   dipresentasikan   ke   pihak   perusahaan. Dari himpunan  data  Dinas  Perkebunan,  Peternakan  dan  Kesehatan  Hewan jumlah Petani Perkebunan pada tahun 2017 berjumlah 176.700 orang yang tersebar diseluruh kecamatan dikabupaten Kampar.

F. PERTAMBANGAN DAN ENERGI

  1.  PERTAMBANGAN

Kabupaten Kampar secara geologi merupakan daerah yang berpotensi memiliki bahan galian yang cukup besar. Ada   potensi bahan galian  mineral logam, potensi bahan galian mineral bukan logam, potensi bahan galian batuan dan potensi bahan galian Batubara.

Menurut  data     yang  di  sampaikan  Dinas  Energi  Sumber  Daya Mineral, Agustus 2016, bahwa  potensi  bahan  galian mineral  logam  yang terdapat di Kabupaten Kampar terdapat beberapa jenis   yakni, Tembaga (Cu), Mangan, Emas (Au Placer), Timah Hitam (Galena) dan Timah (Sn).

Bahan Galian Mineral Logam jenis Tembaga (Cu)  terdapat di Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar dengan luas 900 Ha, dan memiliki sumber daya hipotetik 396,120   ton. Bahan Galian Mineral logam jenis Mangan terdapat di Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar, Desa Gema dan Tanjung Belit Selatan Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang luas yang mencapai ribuan hektar dan sumber daya 445.046 ton.

Bahan Galian Mineral Logam jenis Emas (Au Placer) terdapat di Sungai Lipai Kecamatan Kuok dengan luas puluhan hektar,   Sungai Pendulangan, Sungai Setingkai di Kecamatan Kampar Kiri dengan luas puluhan hektar dan sumber daya sebesar 59.470.542 ton,  di sungai Tesso Nillo Kecamatan Gunung Sahilan   dengan luas 900 ha dan sumber daya sebesar 41.880 ton.

Jenis  Timah Hitam (Galena)  terdapat di Balung Kecamatan XIII Koto Kampar dengan luas 900 ha dan sumber daya sebesar 59.657.840 ton, dan jenis   Timah (Sn) terdapat di Desa Siabu desa Batang melintang di Kecamatan Kuok, yang diperkirakan memiliki luas ratusan  ha dan sumber daya ratusan ton.

Kemudian bahan galian mineral bukan logam juga  terdiri beberapa jenis yakni,    Batu Gamping, Pasir Kuarsa, Bentonit, Koalin, Kuarsit. Jenis Batu Gamping   terdapat di Desa Gema dan Tanjung Belit   di Kecamatan Kampar  Kiri  Hulu,  Bukit  Nurut  Kecamatan  XIII  Koto  Kampar  dengan perkiraan luas ratusan ha dan sumber daya sebesar 15.186.000 ton.

Pasir Kuarsa terdapat di Batang Ulak, Siabu, Merangin Kecamatan Kuok dengan luas perkiraan puluhan ha dan sumber daya jutaan ton,   di Koto Kampar Hulu, Bangkinang, Bangkinang Kota, Tambang, Siak Hulu, Perhentian Raja, Kampar Utara dan Rumbio Jaya dengan perkiraan luas puluhan hektar dan sumber daya 25.125.000 ton, di Tapung, Tapung Hulu dan Kuok dengan luas  perkiraan puluhan ha dan sumber daya 37.640.000 ton.

Bentonit    terdapat  di  Lipat  Kain  Kecamatan Kampar  Kiri  dengan Luas 118 Ha dan Sumber Daya   3.733.135 Ton. Kaolin terdapat di Desa Padang  Mutung,  kecamatan  kampar  dengan  Luas  320  Ha  dan  Sumber Daya 15.750.000 Ton. Sedangkan di Kuntu, Padang Sawah, Kecamatan Kampar Kiri dengan Luas 10 Ha dan Sumber Daya 400 Ton.

Kuarsit  terdapat  di Gema,  Tanjung  Belit,  Kecamatan  Kampar  Kiri Hulu dengan Luas 4 Ha dan Sumber Daya 100 ton. Sedangkan di Kota Batak,  Kota  Garo,  Kecamatan  Tapung  Hilir  dengan  Luas  100  Ha  dan Sumber Daya 2.000.000 Ton. Kuarsit juga  terdaoat di Desa Kubu, Sungai Marapi  Kecamatan  Tambang  dengan  Luas  165  Ha  dan  Sumber  Daya 7.560.000 Ton, di Desa Baru Kecamatan Siak Hulu dengan Luas 1.365 Ha dan Sumber Daya 10.920.000 Ton, di Desa Lubuk Sakat Kecamatan Siak Hulu dengan Luas 3.050 Ha dan Sumber Daya 18.300.000 Ton. Di Kampar,Kecamatan XIII Koto Kampar dengan Luas Perkiraan Puluhan Ha dan Sumber Daya 19.500.000 Ton.

Kemudian  Jenis  bahan  Galian  Batuan  terdiri  dari  beberapa  jenis yakni Granit, Lempung, Andesit-Basaltis, Batupasir. Jenis Granit terdapat di Sungai Sarik, Batu Sasak, Tanjung Medan, Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan Sumber Daya 54.375.000 Ton.

Lempung terdapat di Desa Kebun, Kayuaro, Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan Sumber Daya 25.312.000 Ton. Di Desa Kampar, Padang Mutung, Kecamatan Kampar dengan Luas 108 Ha dan Sumber Daya 1.080.000 Ton.

Andesit-Basaltis terdapat di Desa Muara Mahat dan lain lain, Kecamatan  XIII  Koto  Kampar  dengan  Luas  10  Ha  dan  Sumber  Daya

2.000.000 Ton. Di Desa Baru Lubuk Sakat Kecamatan Siak Hulu dengan Luas 20 Ha dan Sumber Daya 200.0000 Ton. Di Desa Petapahan Jaya, Desa  Petapahan,  Desa  Bagan  Jaya  dan  lain  lain,  Kecamatan  Tapung dengan Luas 30 Ha dan Sumber Daya 450.000 Ton. Di Desa Tambang, Kecamatan Tambang dengan Luas 320 Ha dan Sumber Daya 15.750.000

Ton. Di Gema, Tanjung Belit , Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan Luas 40 Ha dan Sumber Daya 600.000 Ton. Di Desa Merangin Kecamatan Kuok, Desa Ganting, Siabu, Kecamatan Salo dengan Luas 30 Ha dan Sumber Daya 450.000 Ton. Di Lipat Kain, Simalinyang, Kecamatan Kampar Kiri dengan Luas 20 Ha dan Sumber Daya 200.000 Ton.

Batupasir terdapat di Desa Merangin Kecamatan Kuok, Desa Siabu, Kecamatan  Salo  dengan  Luas  Perkiraan  100  Ha  dan  Sumber  Daya 10.000.000 Ton. Di Sungai Siak, Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan Luas 20 Ha dan Sumber Daya 2.000.000 Ton. Di Muara Mahat, Balung, Tanjung, Gunung Malelo, Siberuang, Kecamatan Koto Kampar Hulu dengan luas Perkiraan Puluhan dan Sumber Daya Jutaan.

Kemudian Jenis Bahan Galian Batubara terdiri dari beberapa jenis yakni, Gambut, Batubara. Gambut terdapat di Kelurahan Sungai Pagar dan Sekitarnya, Kecamatan Kampar Kiri Hilir dengan Luas 20 Ha dan Sumber Daya 500 Ton. Di Desa Baru Kecamatan Siak Hulu dengan Luas 3.050 Ha dan Sumber Daya 9.150.000 Ton. Di Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang dengan Luas 100 Ha dan Sumber Daya 3.000.000 Ton. Di Kota Batak, Kota Garo, Kecamatan Tapung Hilir dengan Luas 447,5 Ha dan Sumber Daya

1.790.000 Ton.

Sedangkan untuk bahan galian Batubara terdapat di Balung, Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Bandar Picak kecamatan Koto Kampar Hulu,  dengan Luas 2.764 Ha dan Sumber Daya 1.411.100 Ton. Di Lubuk Agung, Muara Selaya, Kecamatan Kampar Kiri dengan Luas 3.500 Ha dan Sumber Daya 3.140.000 Ton dan 51006100 Kalori. Di Kebun Tinggi

Kampar  Kiri  Hulu  dengan  Luas  Perkiraan  Ribuan  Ha  dan  Sumber Daya 236.858.316 Ton.

Di beberapa lokasi bahan galian tersebut telah diusahakan sampai tahap penambangan baik dilaksanakan oleh perusahaan dalam negeri atau oleh rakyat setempat.

Untuk realisasi lifting minyak bumi dalam kurun waktu 7 tahun terakhir menunjukkan angka yang berfluktuasi. Tahun 2010 realiasi lifting sebanyak 13.076.886 barel, tahun 2011 meningkat menjadi 13.791.093 barel,  tahun 2012 meningkat lagi menjadi 15.073.476 barel. Selanjutnya pada tahun 2013 sebanyak 15.300.712,27 barel,   tahun 2014 menurun

14.115.850,4  barel  dan    tahun  2015  turun  lagi    menjadi  lagi  menjadi 13.094.504,97 barel.

Pada   tahun 2016 hingga Februari 2016, realisasi lifting Migas di Kabupaten   Kampar   mencapai   3.093.147   barel,   yang   berasal   dari BOBP.BSP-Pertamina Hulu sebesar 68.695 barel, C&T SIAK sebesar 38.796 barel, CPI sebesar 2.972.986 barel dan SPR Langgak 12.670 barel.n Sedangkan  untuk    realisasi  lifting  Gas  Alam  pada    tahun  2014 sebesar   2.616.819,75   MMBTU   naik       pada   tahun   2015   menjadi 3.254.103,24  MMBTU.  Pada  tahun  2016  sampai  triwulan  I  mencapai 940.778,94 MMBTU.

  1. ENERGI

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika), daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari), tenaga.

Salah satu Kebijakan dan peranan pemerintah dalam bidang energi kelistrikan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong kegiatan ekonomi khususnya sektor industry. Untuk mencapai sasaran tersebut diupayakan adanya peningkatan daya terpasang pembangkit tenaga listrik serta perluasan jaringan listrik dalam jumlah yang cukup dan memiliki pelayanan yang baik dan maksimal.

Energi kelistrikan di Kabupaten Kampar yang bersumber dari PLN ranting Bangkinang memiliki daya terpasang 114.500 Kw dengan unit pembangkit sebanyak 6 unit dan listrik terjual sejumlah 130.492.410 KWH untuk pelanggan. Ada beberapa jenis pelanggan listrik PLN, yakni; rumah tangga dengan jumlah pelanggan 66.845, industri 2, kontor jawatan 235, sekolah sosial 136 dan penerangan jalan sejumlah 20. Berdasarkan hal tersebut dapat di tabulasi jumlah rumah tangga yang memiliki listrik  pada tahun 2013 sejumlah 3.520 RT (rumah tangga) dengan kondisi memakai listrik sejumlah 2.842 RT dan 678 RT tidak memakai listrik.

Daya   terpasang sebesar 114 MVA ini   berasal dari   pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Koto Panjang. Disamping PLTA tersebut   di Kabupaten Kampar juga ada sumber energi listrik yang berasal dari pembangkit listrik   tenaga mikro hidro (PLTMH) sebanyak 4 unit dengan total kapasitas 80 KW. Sedangkan jangkauan  pelayanan listrik  pedesaan baru 183 dari 250 desa, dengan persentase listrik pedesaan 73,20 %.

Untuk jumlah sarana stasiun  pengisian bahan bakar umum (SPBU) pada   tahun 2015 sebanyak 19 buah. Jumlah Agen LPG   tahun 2015 sebanyak 9 agen, jumlah ini sama dengan tahun 2014.

Jumlah Keluarga  yang menggunakan listrik PLN pada  tahun  2014 sebanyak 134.868 rumah, meningkat pada tahun 2015 menjadi 141.611 rumah.  Jumlah keluarga  yang menggunakan listrik non PLN  tahun 2015 sebanyak 1.205 rumah,  jumlah keluarga yang belum menggunakan listrik pada tahun 2015 sebanyak 34.550 rumah.

Jumlah PLTA di Kabupaten Kampar   tahun 2015 sebanyak 1 unit dengan kapasitas 114.000 Kva/Kwh. PLTD sebanyak 1 unit, PLTS   tahun 2014 jumlah 4 meningkat menjadi 5 ditahun 2015 dengan kapasitas 130 KWP. Jumlah PLTMH pada  tahun 2014 sebanyak 4 unit dengan kapasitas 80  Kva/Kwh  meningkat  pada  tahun  2015  menjadi  lima  unit  dengan kapasitas 138 Kva/Kwh.

G. LINGKUNGAN HIDUP

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, Tentang Lingkungan Hidup disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan perangkat daerah Kabupaten Kampar. Bab II Pembentukan  dan  susunan  Perangkat  daerah  pasal  3  ayat  1  huruf  (d) angka 9 Badan Lingkungan Hidup menjadi Dinas Lingkungan Hidup dengan tipe A.

Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Kualitas   hidup   masyarakat sangat dipengaruhi oleh   kualitas lingkungan hidup dimana masyarakat itu berada. Semakin bagus kualitas lingkungan hidup maka akan semakin baik kualitas  hidup warga. Di negara maju kualitas lingkungan hidup menjadi perhatian yang serius.

Untuk di Kabupaten Kampar sampai saat ini memang masih ditemukan  adanya  pencemaran  lingkungan.  Dari  data  yang  didapat  di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar Tahun 2015, ada beberapa kasus  pencemaran yakni pencemaran tanah,  pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran sungai.

Jumlah kasus  pencemaran berfluktuasi,  dan tidak selalu meningkat setiap tahunnya. Pemerintah Kabupaten Kampar selalu menyikapi dengan serius  menangani berbagai kasus pencemaran lingkungan  sehingga   tidak berdampak kepada kesehatan warga dan  dan ekosistem lainnya.

Kemudian untuk   jumlah Industri yang telah memiliki AMDAL   juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2011 ada 8 buah, tahun 2012 sebanyak  8 buah, tahun 2013 sebanyak 6 buah, tahun 2014 sebanyak 18 buah dan tahun 2015  terdapat 18 buah.

Untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup di daerah aliran sungai maka    Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kampar sudah mengingatkan sekitar 70 perusahaan perkebunan di Kabupaten Kampar agar menghentikan penanaman tanaman di bibir sungai.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 1995 tentang Kehutanan ditegaskan bahwa 100 meter dari bantaran kiri-kanan sungai dan 50 meter dari bantaran kiri-kanan anak sungai, tidak boleh ditanam tanaman produktif karena wilayah tersebut termasuk kawasan konservasi daerah aliran sungai (DAS) yang tidak boleh diganggu.

Untuk itu bagi perusahaan yang terlanjur menanam untuk tidak memelihara tanaman tersebut dan segera menanam tanaman akar tunggal. Setelah 2 tahun kedepan tanaman produktif untuk segera harus ditebang habis.

Terkait pendangkalan dan abrasi sungai yang terjadi wilayah Tapung yang diduga masyarakat sebagai dampak dari pihak perusahaan yang menanam tanaman perkebunan hingga ke bibir sungai, BLH mengingatkan seluruh perusahaan perkebunan yang ada di Kabupaten Kampar untuk menghentikan kegiatan tersebut.

Menurut   Kepala   BLH   Kampar      sebenarnya   persoalan   sungai bukanlah   kewenangan   daerah   akan   tetapi   itu   menjadi   kewenangan langsung   pemerintah   pusat   berdasarkan   undang-undang   pengolahan sungai.