Kampar – Forum Jurnalistik Remaja Kampar (FJRK) melakukan kunjungan ke tempat wisata Puncak Kompe, Desa Koto Mesjid dalam rangka memajukan potensi wisata yang ada di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, Ahad (3/10/2021). “Kunjungan wisata kali ini dalam rangka memberikan pelajaran kepada para siswa tentang bagaimana melihat potensi wisata yang ada sekaligus belajar menuangkan cerita tentang objek wisata dalam sebuah tulisan”, kata Koordinator Tim, Netty Mindrayani didampingi anggota tim, Adi Jondri Putra dan Aprizal. Mereka juga menerapkan teori yang diperoleh selama proses kegiatan belajar tentang praktek wawancara dan menulis. Para siswa mewawancarai Pembina Puncak Kompe, Jhon Haril didampingi Pengelola, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Mushelmi. Hasil wawancara itu disampaikan keduanya dihadapan para siswa tentang sejarah dibukanya objek wisata itu. Puncak Kompe adalah tempat wisata yang terdiri dari tiga pulau menawan dengan warna air hijau kebiruan bagaikan tiruan Raja Ampat. Sesuai dengan namanya Puncak Kompe merupakan bukit yang di sekitarnya terdapat banyak pohon kempas yang batangnya tinggi dan ramping serta mempunyai daun menyirip. warga sekitar menyebutnya kompe. Ini merupakan tempat wisata yang lahir dari semangat kebersamaan dan kerja keras hingga terwujudlah objek wisata yang indah dan menarik banyak pengunjung sampai berhasil mendatangkan menteri parekraf ke Puncak Kompe ini. Terletak di Desa Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Desa Koto Mesjid ini masuk ke dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 dari 1831 desa wisata. Ini adalah desa yang telah dikunjungi menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno pada tanggal 12 september 2021. Banyaknya pohon di sekitar puncak menghadirkan suasana asri dan nyaman untuk bersantai merilekskan pikiran. Beragam pulau yang indah dapat dijangkau dengan menyusuri jalan menggunakan roda dua dari puncak menuju ke pulau Qeis. Di sana, menyediakan tempat camping bagi pengunjung untuk bersantai bersama keluarga menikmati indahnya pulau. Selain itu, pengunjung juga dapat menyusuri pulau dengan boat ataupun donat boat sambil menikmati angin yang berhembus. Mushelmi menjelaskan bahwa Puncak Kompe telah bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya melalui CSR PLN sudah memiliki fasilitas memadai, dan juga tempat-tempat selfi yang instagramable, cocok untuk kita yang hobi selfi. Dengan beragam spot keren yang ditawarkan, Puncak Kompe dapat dijadikan pilihan untuk berlibur akhir pekan. Untuk sementara ini, kita dapat menuju ke lokasi dengan ketinggian puncak sekitar 60 meter dari jalan raya melalui jalan masuk yang lebar menggunakan mobil atau kendaraan pribadi. Jalan tersebut masih dalam proses pembenahan. Mengenal sejarahnya, tanah Puncak Kompe merupakan milik perorangan dan dan dikelola secara swadaya. Untuk pengembangannya diserahkan kepada Pokdarwis selaku pengelola Puncak Kompe dari Dinas Pariwisata. Pada awalnya, setelah melakukan kunjungan ke Ulu Kasok, tim pengelola melihat adanya potensi yang pantas dijadikan tempat wisata. Dengan membangun sebuah kelompok yang terdiri dari 21 orang. Pembangunan tempat wisata ini dimulai dari membuka jalan menuju ke bagian atas puncak, pengumpulan dana dilakukan dengan iuran Rp100 ribu perorang dan terkumpullah dana Rp2,1 juta. Namun belum mencukupi untuk membayar sewa eskapator selama 2 hari yakni Rp7,2 juta, sehingga terpaksa utang kepada pemilik ekskapator. Hal tersebut berlangsung sebelum lebaran haji tahun 2017. kemudian pada hari raya haji jalan pun dibuka dan pengunjung berdatangan. setelah 4 hari utang pun lunas. Pembukaan jalan bagian bawah juga dilakukan dengan sistem utang. Pembangunan Puncak Kompe mendapat banyak sponsor selain PLN ada juga pertamina. Pada tahun 2021 Puncak Kompe mendapat bantuan dari CSR (Corporate Social Responsibility) PLN Rp90 juta dan diangsurlah pembangunan pelataran permanen dan juga Mandi Cuci Kakus (MCK) 4 pintu dan tempat shalat yang menghabiskan anggaran Rp240 juta cm. Saat ini ada 3 orang pekerja tetap di Puncak Kompe dengan honor yang dibayar perminggu dan telah berlangsung selama lebih kurang 2 tahun. Pengelola agak kesulitan membayar honor pekerja dalam situasi pandemi covid-19 yg mempengaruhi jumlah pengunjung. Uang yang masuk hanya sekitar 20-30 ribu untuk hari-hari biasa selama pandemi. Setelah kedatangan menteri parekraf jumlah pengunjung Puncak Kompe kembali naik. (Diskominfo Kampar /Zora Anjani)