XIII Koto Kampar – Usai menutup Forum Komunikasi Terpadu Pengelolaan dan Pengembangan Perairan Darat di Kabupaten, Bupati Kampar, H.Catur Sugeng Susanto, SH,MH bersama sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Drs. Antam Novamber, SH,M.Hum meninjau langsung Sentra Produksi Ikan Salai Desa Koto Masjid Kecamatan XIII Koto Kampar, jum’at (18/3/2022).
Selain Bupati Kampar dan Sekjen KKP RI, hadir juga bersama rombongan Badan PBB Rajandra Aryal dari Food and Agriculture Organization (FAO) United Station, kepala Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan perikanan RI Yayan Hikmayani, S.Pi, M.Si, Kepala Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Dr. I Nyoman Radiarta, Spi, M.S.
Saat meninjau langsung sentra Ikan salai, Bupati Kampar menyampaikan bahwa di Desa Koto Masjid sendiri sampai saat ini menghasilkan lebih kurang 10 ton/hari ikan patin basa. Sementara dalam sentra ikan salai menghasilkan 1 ton/hari ikan salai kering yang sudah siap di kirim kedaerah wilayah sumatera seperti Sumbar, Jambi, Medan dan Aceh.
Melihat hasil produksi ikan basah dan kering di Kampung Patin tersebut, Catur Sugeng meminta kepada Kementrian Kelautan dan Perikanan melalui Sekjen dan Food and Agriculture Organization (FAO) United Station Wilayah Indonesia dan Timur Leste untuk memberikan solusi dan kerjasama agar hal ini bisa ditingkatkan baik bidang produksi maupun pemasarannya diluar Sumatera nantinya.
Usai meninjau produksi sentra ikan salai, rombongan juga melakukan peninjauan ke Balai Benih Ikan (BBI) Sipunguk Kecamatan Bangkinang. Di BBI Sipungguk, rombongan melihat pembibitan ikan Nila, Patim, Guram, Emas serta program Kementrian Perikanan nantinya terkait pembinitan dan Budi daya Ikan Belida di Kampar.
Menyikapi hal di atas, Sekjen KKP Antam Novamber menyampaikan bahwa tepat Indonesian Fisheries Information System (Sistem Informasi Perikanan – Indonesia) menetapkan Kamar salah satu wilayah dari lima lokasi di Indonesia dalam rencana sinkronisasi kerja project dengan program konservasi jenis ikan air tawar di Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (Dit. KKHL), Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL).(diskominfo/Mzk).