Bangkinang Kota; Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kampar, Drs. Yusri,M.Si membuka secara resmi kegiatan Diseminisasi Audit Kasus Stunting di Aula Bupati Kampar, Kamis (22/9/2022)
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kampar di hadiri Oleh : Direktur KB Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Martin Suanta, SE, M.Si, Plh Kepala DPPKBP3A Provinsi Riau Raja Siti Nuraisyiah, S. Sos, M.Si, koordinator bidang KB BKKBN Perwakilan Provinsi Riau Supriyadi, Kepala DPPKBP3A Kampar Edi Afrizal, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dan jajarannya, Kepala OPD terkait yang bergabung dalam TPPS Kabupaten Kampar, Satgas Stunting Provinsi Riau,Tim Pakar yang terdiri dari Dokter Spesialis Kandungan Dr. Erry Sabani, S. Pog , Dokter Spesialis Anak Dr Faradhlillah Hallusia,S.Pa,Ahli Gizi Dedi Rokhyani, SKM, M. Kes dan Psikolog Meylani Indramayu, S. Pi, M. Psi, Camat Selaku Ketua TPPS Kecamatan se Kabupaten Kampar, Ketua TP PKK se Kabupaten Kampar,Kepala Puskesmas Se Kabupaten Kampar,PKB dan PLKB Se Kabupaten Kampar,Kepala Desa Lokus tahun 2022 dan Para Mitra Program CSR Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar.
Dalam Sambutannya Ketua TPPS Yusri menyampaikan Pemerintah Kabupaten bersama Tim Pakar Audit Kasus Stunting (AKS) telah melaksanakan kegiatan AKS dengan beberapa tahapan diantaranya Pembentukan Tim Audit Yang Terdiri Dari Tim Pakar Dari Ahli Gizi,Dokter Spesialist Kandungan,Dokter Spesialist Anak, Dan Psikolog.Pelaksanaan Audit Kasus Stunting Di 2 Desa (Tanjung Berulak Dan Naumbai) Di Kecamatan Kampar Dengan Jumlah Sasaran Audit Ibu Hamil Sebanyak 14 Orang Dan Anak Baduta Sebanyak 7 Orang,Pelaksanaan Pra Desiminasi Oleh TPPS Kabupaten Bersama Dengan Tim Pakar Dalam Penyampaian Hasil Audit Kasus Stunting,Penyusunan Rekomendasi Tindak Lanjut Program Kegiatan Hasil Audit Kasus Stunting, dan pada saat ini dilaksanakan Diseminasi hasil Audit Kasus Stunting kepada seluruh TPPS kecamatan dan desa serta mitra program di kabupaten kampar.
Hasil Audit Kasus Stunting dan rencana tindak lanjut ini nantinya akan kami laporkan kepada ketua TPPS Provinsi dan TPPS Pusat untuk dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan percepatan penurunan stunting di tingkat provinsi maupun nasional”, Lanjut nya.
Lebih Lanjut Yusri selaku ketua TPPS menyampaikan dari hasil pengukuran ulang yang dilakukan secara masif oleh Dinas Kesehatan dengan menggunakan alat Antopometri terstandar terdapat 1.393 anak stunting yang tersebar di 21 kecamatan 250 Desa/Kelurahan, dimana sebelum pelaksanaan pengukuran ulang terdapat 3093 anak stunting, data ini telah dilaporkan TPPS Kabupaten Kampar Pada TPPS Provinsi Riau sebagai langkah Publikasi data.
Kepada camat selaku ketua TPPS kecamatan agar segera membentuk tim audit kasus stunting di tingkat kecamatan guna segera melakukan audit kasus stunting terhadap 1393 anak stunting dan untuk selanjutnya memberikan laporan kepada ketua TPPS kabupaten agar kita semua dapat mencarikan solusi penanganan dan pencegahan terhadap anak stunting dan keluarga beresiko tersebut tegas Yusri.
Pemerintah Kabupaten akan mencoba untuk mensinergikan Penanganan Kasus Stunting terhadap 1393 Anak Stunting dengan CSR perusahaan, Selama 2 Tahun kedepan kita harus megawal terhadap asupan gizi ibu dan anak maka dukungan pihak swasta sangat di perlukan dalam menciptakan generasi masa depan ini ” Kata Yusri.
Kolaborasi antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalam percepatan ini sangat penting, regulasi dan aturan menjadi acuan bersama,Jadilah Pelopor dalam penurunan stunting, jadikan ibadah, keikhlasan dalam melaksnakan tugas mulia, penentu masa depan dan generasi bangsa,” Ujar Yusri lagi.
Terkahir Yusri meminta agar Nara Sumber dari pusat, Provinsi dapat memberikan pencerahan dalam penanganan dan penurunan stunting khususnya di Kabupaten Kampar, selain itu agar tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Kampar bisa lebih saling berkolaborasi sesuai peran dan fungsinya masing masing sehingga kegiatan pencegahan maupun intervensi stunting bisa berhasil sesuai target pemerintah pusat, dan menghasilkan generasi bangsa yang cerdas dan berkualitas khususnya generasi Kabupaten Kampatr kedepannya.
Dalam sesi penyampaian hasil Audit Kasus Stunting Dedi Rokhyani, SKM, M.Kes selaku ahli Gizi yang mewakili tim Pakar Audit menyampaikan beberapa permasalahan : Masih ada yang Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada kasus, berarti sudah terjadi gangguan pertumbuhan pada saat janin, Masih rendahnya pengetahuan orang tua sehingga masih kurang baiknya pola asuh terhadap balitanya, Masih ada sanitasi yang belum memadai, khususnya jamban dan pengelolaan sampah untuk itu tim pakar merekomendasikan beberapa hal : Perlu dilakukan evaluasi terhadap pemahaman tentang stunting di kalangan nakes dan kader, Perlu dilakukan perbaikan Alat ukur terstandar dan peningkatan kemapuan pengukuran bagi nakes dan kader Perlu Peningkatan Pelayanan USG, Penyediaan alat USG dan Pemenuhan tenaga medis terlatih Di Puskesmas Sebagai Langkah Awal Screaning Janin Di Masa Kehamilan.
Kegiatan yang di tutup dengan sesi diskusi bersama Direktur KB Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Martin Suanta, SE, M.Si, Plh, dalam diskusinya direktur mengapresiasi komitmen yang besar serta langkah konkrit yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten Kampar terhadap percepatan penurunan stunting di kabupaten Kampar.
Lebih Lanjut martin menyampaikan untuk pencapaian angka prevalensi 14% yang di harapkan di tahun 2024 Kabupaten Kampar dalam percepatan penurunan stunting harus melaju dengan akselerasi penurunan 3,4% setiap tahunnya.
Pelaksanaan Audit Kasus Stunting di kabupaten Kampar sudah sesuai dengan tahapan yang diharapkan dan Audit Kasus Stunting lanjutan terhadap 1393 anak yang dilaksanakan serentak di seluruh kecamatan dan desa merupakan bentuk komitmen pemerintah yang belum ada dilakukan di daerah lain,diharapkan adanya kajian yang mendalam oleh tim pakar agar rekomendasi yang dihasilkan dapat menjadi pegangan bagi pengambil kebijakan untuk langkah lanjut terhadap masa depan anak – anak tersebut ujar Martin.(Diskominfo Kampar /Agus.S/Satgas Kampar)