Bangkinang Kota ; Kabupaten Kampar yang dikenal dengan negeri yang agamis, beradat yang dipegang teguh hingga saat ini, namun belum ada ketetapan atau aturan yang dilahirkan sebagai panduan bahwa Kampar negeri yang sangat dikenal dengan falsafah adat bersendikan syara’, syara’ bersendikan kitabullah, Tali Bapilin tigo, tigo tungku sajorangan.
Oleh sebab itu perlu kita kaji dan gali secara akademis, sisi hukum dan sosial untuk dapat ditetapkan sebagai aturan baku di Kabupaten Kampar. Inilah sebenarnya sinergitas yang kita kenal dan jalankan di tengah masyarakat selama ini yakni Pemerintah, Tokoh adat dan ulama.
Demikian disampaikan oleh Bupati Kampar H. Catur Sugeng Susanto, SH yang diwakili oleh Sekretaris daerah Drs. Yusri pada saat membuka secara resmi workshop dan Seminar Kampar Serambi Mekkah Riau melalui tali Bapilin tigo yang diadakan di Gedung Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kampar di komplek Markaz Islamy Bangkinang Kamis, 26/11.
Ia menyampaikan ucapan terimakasih Kepada MUI yang telah menaja kegiatan ini, kita sangat terbebani fikiran terhadap apa yang dikatakan negeri Serambi Mekkah dengan falsafah tali Bapilin tigo yang telah di pegang dengan kokoh sejak nenek moyang” Kata Yusri.
Sementara itu Ketua MUI Kampar ustadz Mawardi M. Saleh LC, MA menyampaikan bahwa sesuai dengan visi dan misi Kabupaten selaku Negeri Serambi Mekkah Riau, terwujudnya Kabupaten Kampar sebagai wilayah industri dan pertanian yang maju dengan masyarakat yang religius, Beradat, berbudaya dan sejahtera,
Ini untuk mewujudkan semua sektor mulai dari pendidikan, pariwisata maupun Ekonomi” Mawardi M. Saleh.
Hadir pada kesempatan tersebut Ninik mamak Sawir Dt. Tandiko, Dt. Suhaili, akademisi Prof Khairunnas, Pakar hukum Mahmuzar,
Ustazd Johar, Dr. Fitra, Dr. Yasir, Dr. Ali Akbar, Dr. Rizaldi dan lainnya.
Sehingga nantinya menghasilkan suatu model kelembagaan Tali Bapilin Tigo untuk mewujudkan Kampar Serambi Mekkah dalam mensejahterakan secara berkelanjutan” Tutup Mawardi M. Saleh.(Diskominfo Kampar)