Salo, Penanaman ubi kayu ini (jenis kasus) di pelopori oleh seorang anak muda “Jarot”, dari desa Siabu Kecamatan Salo. Pada tanam perdana di awali dengan makan bersama dengan anak-anak panti asuhan Bangkinang, doa bersama dan penanaman.
Pada acara tersebut Hadir DR. Aliman Makmur, M. Si, Bc, HD, Datuk Ismail dari bangkinang yang pernah sukses menginspirasikan kawasan ulu kasok, syamsurizal dan lutfi dari kadin Kampar.
H.Supirman dari salo dan H.Zulfan dari Kuok, Bapak Doni dari pekanbaru.
Menurut Jarot tanam perdana ini sebagai titik awal pola kemitraan swadaya masyarakat, nanti petani dapat membeli benih dengan setengah harga dan dengan kontrak kerja yang menguntungkan petani.
Bibit yang digunakan adalah ubi kayu yang tahan hama khususnya dari hama babi.
Selanjutnya DR. Aliman Makmur, Msi, yang merupakan Staf Ahli Bupati Kampar Bidang Ekonomi keuangan dan Pembangunan mengatakan bahwa usaha ini sangat menjanjikan di kembangkan di Kabupaten Kampar dan merupakan usaha madyarakat yang sustainable dan berkelanjutan, sebab produksi yang dihasilkan merupakan bahan baku Industri.
Itu sudah jelas. Memang banyak komoditi pertanian yang menjajnjikan, namun karena out put yang dihasilkan tidak untuk bahan baku industri, Karena itu hanya temporer dan tidak berkelanjutan.
Disisi lain ubi kayu ini pasarnya jelas dan dengan aplikasi teknologi sederhana dan dapat di tanami di pekarangan rumah tangga.
pada satu lahan bisa di tanami 10.000 bibit ubi dan setelah 8 bulan akan menghasilkan produksi rataan per Ha 40 sampai 50 ton per Ha, dengan harga ditingkat petani Rp 1.000 sampai Rp 1.400. per kilo gram. Barangkali usaha ini akan dapat di terima oleh masyarakat daerah ini menuju masyarakat yang lebih sejahera, kata Aliman dengan optimismenya terhadap usaha ini. (Diskominfo Kampar)