Pemerintah Kabupaten Kampar
Bangkinang Kota BERITA KATEGORI KECAMATAN Lingkungan Pemda

Kerusakan Lingkungan dan

Dampaknya Bagi Kehidupan Manusia

Oleh:

DRS. Miswar Pasai, MH, Ph.D

===========================================

 

Kerusakan lingkungan hidup, tidak hanya dirasakan oleh ulah dan perbuatan tangan manusia, teatpi juga dirasakan oleh semua makhluk hidup yang berada pada lingkungan tersebut. Karena itu, manusia sangat bergantung terhadap lingkungan. Lingkungan hidup merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan makhluk lainnya, yang meliputi berbagai makhluk hidup beserta komponen yang ada di sekitarnya seperti hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya.

Manusia sebagai salah satu makhluk hidup memiliki peranan penting dalam mengelola lingkungan hidup, apabila terjadi kerusakan lingkungan hidup maka akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Kerusakan lingkungan hidup dapat terjadi di darat, udara, maupun air. Faktor penyebabnya yaitu bisa dari faktor alam dan juga faktor manusia itu sendiri.

Selanjutnya, pemicu dampak kerusakan lingkungan dan hutan, dan dampak kerusakan lainnya bagi lingkungan dan lingkungan hidup lainnya, terutama kerusakan hutan adalah sebagaimana dijelskan di bawah ini. Adapun kerusakan yang ditimbulkan oleh rusaknya hutan dan kehutan disebabkan oleh ulah dan perbuatan tangan-tangan manusia yang tidak punya belas kasihan terhadap lingkungan dan dampak buruk yang akan ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan hidup tersebut. Dampak yang paling dirasakan masyarakat, akibat kerusakan lingkungan hidup adalah, terjadinya global worming (Pemanasan Global).

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemanasan global cukup menganggu kehidupan manusia dan lingkungan hidup. Betapa tidak? Lingkungan terganggu atau rusak, dipastikan akan memberikan efek atau dampak negatif bagi kehidupan manusia. Sebab, alam dan lingkungan diciptakan oleh Allah SWT adalah untuk kepentingan manusia dan bukan untuk dirusak, tetapi untuk dijaga kelstarinnya. Namun demikian, maka telah terjadi kerusakan di darat dan di lautan akibat ulah tangan dan perbuatan manusia yang tidak bertanggung-jawab, khususnya dalam memelihara lingkungan dan alam sekitarnya.

Lalu, yang akan terkena dampaknya adalah termasuk mereka yang merusak lingkuangan dan juga orang-orang yang tidak ikut serta dalam  merusak lingkungan, tetapi tidak bisa terhindari dari dampak kerusakan tersebut seperti, global worming, dan banjir,  musnahnya berbagai biota yang diperlukan untuk menyuburkan dan lain sebagainya. Karena itu, bagi pencnta lingkungan, baik ditingkat dunia maupun di tingkat nasional di Indonesia, maka mereka yang peduli selalu protes kepada pemerintah akibat kerusakan lingkungan yang ada di Indonesia. Organisasi yang peduli pada kerusakan lingkungan tersebut seperti Green Peace (dunia), Walhi (Wahana Lingkungan Hidup-di Indonesia), dan organisasi lingkngan lainnya.

Dampak buruk akibat kerusakan lingkungan hidup terhadap manusia dan makhluk lainnya, paling tidak ada beberapa hal yang ada seperti, 1). Terjadi Perubahan Iklim, 2). Kehilangan Berbagai Jenis Spesies, 3. Terganggunya siklus air, 4). Mengakibatkan Banjir dan Erosi Tanah, 5. Mengakibatkan kekeringan, 6). Rusaknya Ekosistem Darat dan Laut, 7). Dampak Kerusakan Hutan Menyebabkan Abrasi Pantai, 8. Dampak Kerusakan Hutan Menyebabkan Kerugian Ekonomi, 9. Mempengaruhi Kualitas Hidup, dan lain sebagainya.

Terakait dengan itu, untuk mengurangi dampak lingkungan hidup terhadap manusia dan makhluk lainnya, maka sudah saatnya pemerintah tegas dalam menerapkan dan menegakkan hukum lingkungan terhadap pihak-pihak yang melanggar hukum yang terkait dengan lingkungan hidup. Dengan demikian, maka tingkat pelangaran terhadap perusakan lingkungan hidup tersebut, dapat ditekan dan diperkecil.

Jika pemerintah tidak mau menegakan hukum, khususnya terkait dengan lingkungan hidup, maka di masa-masa yang akan datang, kerusakan lingkugan di Indonesia akan bertambah parah dan akan merugikan banyak pihak pual, kata Miswar Pasai, pengamat dalam bidang hukum terkait dengan kerusakan hutan dan lingkungan di Riau hingga saat ini. Menurut Miswar Pasai, — yang sempat belasan tahun menjadi wartawan—baik di media lokal  Riau, — juga sempat menjadi wartawan majalah Sinar dan Gatra di Jakarta—menyayangkan sekali pemerintah yang kurang peduli terhadap kerusakan lingkungan hidup di wilayah Riau,” hingga hari ini.

Hutan merupakan ekosistem kompleks yang berpengaruh pada hampir setiap spesies yang ada di bumi. Pada saat hutan tergradasi, maka akan dapat menyebabkan berbagai macam bencana, baik itu lokal maupun di seluruh dunia. Kerusakan hutan atau deforestasi terjadi hampir di seluruh dunia, dimana kerusakan tersebut sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), hampir 7,3 juta hektar hutan di seluruh dunia hilang setiap tahunnya. Dampak kerusakan hutan bagi lingkungan hidup sangat beragam dan sangat merugikan populasi di sekitarnya sebagaimana dikutip dari, Lindungihutan.com, (2021)

Pemicu terbesar kegiatan deforestasi hutan adalah kegiatan industri, terutama industri kayu. Faktor lainnya adalah karena adanya alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan atau bisa juga dijadikan sebagai lahan pemukiman bagi warga. Metode yang umum digunakan dalam kegiatan deforestasi antara lain adalah dengan membakar hutan atau dengan cara menebang pohon-pohonnya secara liar. Praktek tersebut akan dapat mengakibatkan tanah menjadi tandus, yang nantinya akan dapat menimbulkan berbagai macam bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

 

      Pemicu Dampak Kerusakan hutan

Illegal logging, yaitu penebangan yang terjadi di suatu kawasan hutan yang dilakukan secara liar sehingga menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. Meskipun telah ada larangan keras dari Pemerintah untuk melakukannya, akan tetapi sebagian besar kalangan masyarakat masih melakukan kegiatan tersebut. Kebakaran hutan, kebanyakan dari peristiwa kebakaran hutan terjadi karena faktor kesengajaan. Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar hutan untuk dijadikan lahan perkebunan, pemukiman, peternakan, dan yang lainnya.

Perambaan hutan. Para petani yang bercocok tanam tahunan dapat menjadi sebuah ancaman bagi kelestarian hutan. Mereka bisa dapat memanfaatkan hutan sebagai lahan baru untuk bercocok tanam. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya perambaan hutan. Hal ini disebabkan kebutuhan lahan untuk kelangsungan hidup mereka juga semakin meningkat. Dan hutan menjadi salah satu object yang bisa mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Serangan hama dan penyakit.  Jumlah populasi hama yang meledak juga bisa menjadi salah satu bentuk kerusakan hutan. Hama-hama tersebut dapat menyerang dan menimbulkan kerusakan pada populasi pohon yang hidup di suatu kawasan hutan. Terkait dengan dampak kerusakan hutan bagi lingkungan ada beberap hal seperti di bawah ini:

 

  1. Perubahan Iklim

Dampak kerusakan hutan yang pertama adalah perubahan iklim. Oksigen (O2) merupakan gas yang melimpah di atmosfer, dimana hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan gas tersebut. Selain itu, hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Itulah sebabnya mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru bumi. Pada saat suatu hutan mengalami kerusakan, maka hal tersebut bisa berakibat terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang ekstrem.

Salah satu dampak penggundulan hutan atau deforestasi, yaitu suhu udara menjadi meningkat yang disebabkan oleh kegiatan atau aktifitas yang terkait dengan deforestasi. Dengan adanya deforestasi, jumlah karbondioksida (CO2) yang dilepaskan ke udara akan semakin besar. Kita tahu bahwa karbondioksida merupakan gas rumah kaca yang paling umum. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika serikat menyatakan bahwa CO2 menyumbang sekitar 82% gas rumah kaca di negara tersebut.

Profesor ilmu lingkungan di Lasell Collage Newton, Massachusets menyatakan bahwa deforestasi tidak hanya mempengaruhi jumlah karbondioksida yang merupakan gas rumah kaca, akan tetapi deforestasi juga berdampak pada pertukaran uap air dan karbondioksida yang terjadi antara atmosfer dan permukaan tanah yang berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim, dimana perubahan konsentrasi yang ada di lapisan atmosfer akan memiliki efek langsung terhadap iklim di Indonesia maupun di dunia.

 

  1. Kehilangan Berbagai Jenis Spesies

Dampak kerusakan hutan selanjutnya adalah kehilangan berbagai jenis spasies. Deforestasi juga berdampak pada hilangnya habitat berbagai jenis spesies yang tinggal di dalam hutan. Menurut National Geographic, sekitar 70% tanaman dan hewan hidup di hutan. Deforestasi mengakibatkan mereka tidak bisa bertahan hidup disana. Dengan hilangnya habitat-habitat tersebut, maka hal tersebut akan menyebabkan terjadinya kepunahan spesies.

Hal ini bisa berdampak di berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan dimana akan musnahnya berbagai spesies yang dapat menjadi objek suatu penelitian. Bersama Lindungi Hutan, Menghijaukan Indonesia, karena deforestasi menyebabkan hilangnya habitat Satwa. Selain itu, dibidang kesehatan deforestasi bisa berakibat hilangnya berbagai jenis obat yang biasanya bersumber dari berbagai jenis spesies hutan.

 

  1. Terganggunya Siklus Air

Dampak kerusajan hutang yang lain adalah terganggunya sikklus air. Sebagaimana kita ketahui bahwa, pohon memiliki peranan yang penting dalam siklus air, yaitu menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang nantinya akan dilepaskan ke atmosfer. Dengan kata lain, semakin sedikit jumlah pohon yang ada di bumi, maka itu berarti kandungan air di udara yang nantinya akan dikembalikan ke tanah dalam bentuk hujan juga sedikit.

Selain itu, pohon juga berperan dalam mengurangi tingkat polusi air, yaitu dengan menhentikan pencemaran. Dengan semakin berkurangnya jumlah pohon-pohon yang ada di hutan akibat kegiatan deforestasi, maka hutan tidak bisa lagi menjalankan fungsinya dalam menjaga tata letak air.

 

  1. Mengakibatkan Banjir dan Erosi Tanah

Banjir dan erosi tanah adalah dampak kerusahan hutan yang sangat sering terjadi. bahkan setiap tahun pasti terjadi. World Wildlife Fund (WWF) mengungkapkan bahwa sejak tahun 1960, lebih dari sepertiga bagian lahan subur di bumi telah musnah akibat kegiatan deforestasi.

Kita tahu bahwa pohon memegang peranan penting untuk menghalau berbagai bencana seperti terjadinya banjir dan tanah longsor. Dampak Kerusakan Hutan Mengakibatkan Banjir Akibat Banyaknya Pohon Ditebang. Banjir Akibat Banyaknya Pohon Ditebang. Dengan tiadanya pohon, maka pada saat musim hujan tanah tidak bisa menyerap dengan baik tumpahan air hujan dan mengakibatkan besarnya laju aliran air di permukaan, yang pada akhirnya akan terjadi banjir bandang. Selain itu, air hujan dapat mengangkut partikel-partikel tanah sehingga menimbulkan erosi tanah atau tanah longsor.

 

  1. Mengakibatkan Kekeringan

Dampak kerusakan hutan yang peerlu kita waspadai adalah kekeringan. Dengan hilangnya daya serap tanah, hal tersebut akan berimbas pada musim kemarau, dimana dalam tanah tidak ada lagi cadangan air yang seharusnya bisa digunakan pada saat musim kemarau. Hal ini disebabkan karena pohon yang bertindak sebagai tempat penyimpan cadangan air tanah tidak ada lagi sehingga akan berdampak pada terjadinya kekeringan yang berkepanjangan.

 

  1. Rusaknya Ekosistem Darat dan Lautan

Hutan menjadi habitat bagi berbagai jenis spesies hewan dan tumbuh-tumbuhan. Itu berarti bahwa hutan merupakan salah satu  sumber daya alam hayati yang ada di bumi ini. Kegiatan deforestasi (penghancuran) hutan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan bagi kekayaan alam itu sendiri maupun kekayaan alam lainnya yang ada di tempat lain seperti di sunga, dan lautan.

Kerusakan hutan yang terjadi akan membawa akibat terjadinya banjir maupun erosi yang dapat mengangkut partikel-partikel tanah menuju ke laut yang nantinya akan mengalami proses sedimentasi atau pengendapan di sana. Hal tersebut  tentu saja bisa merusak ekosistem yang ada di laut, seperti ikan serta terumbu karang. Ekosistem Laut yang Rusak Akibat Kerusakan Lingkungan.

 

  1. Dampak Kerusakan Hutan Menyebabkan Abrasi Pantai

Dampak kerusakan hutan di laut adalah terjadinya abrasi atau pengikisan pasir pantai dengan air laut. Eksploitasi hutan secara liar tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab di kawasan hutan yang ada di darat saja. Kegiatan tersebut juga bisa dilakukan terhadap hutan-hutan mangrove yang berfungsi untuk melindungi pantai dari terjangan gelombang dan badai  yang berada di pesisir pantai. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan, akan berakibat terjadinya abrasi pantai.

 

  1. Dampak Kerusakan Hutan Menyebabkan Kerugian Ekonomi

Hutan merupakan salah satu sumber kekayaan alam, sebagian masyarakat menggantungkan hidup mereka dari hasil hutan. Jika hutan rusak, maka sumber penghasilan mereka pun juga akan menghilang.

Kerusakan hutan bisa menyebabkan tanah menjadi tandus, sehingga akan sulit dipergunakan untuk bercocok tanam. Selain itu, kerusakan hutan bisa memicu terjadinya berbagai macam bencana yang pada akhirnya akan menimbulkan kerugian, baik itu kerugian material maupun non material. Banyak orang yang kehilangan lahan, tempat tinggal, maupun anggota keluarga akibat bencana seperti banjir dan tanah longsor.

 

  1. Mempengaruhi Kualitas Hidup

Terjadinya erosi tanah sebagai akibat kerusakan hutan dapat mengangkut partikel-partikel tanah yang mengandung zat-zat berbahaya seperti pupuk organik memasuki danau, sungai, maupun sumber air lainnya.

Ini akan berakibat penurunan kualitas air yang berada di daerah tersebut. Dengan kualitas air yang buruk akan berdampak pada tingkat kesehatan yang buruk pula. Dari uraian di atas, kita bisa tahu bahwa hutan memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi kehidupan makhluk-makhluk di sekitarnya, khususnya bagi manusia.

Untuk itu, sangatlah penting bagi kita untuk selalu berupaya menjaga hutan kita agar dampak kerusakan hutan yang mengerikan tidak terjadi. Kita juga harus mengupayakan dampak kerusakan hutan bagi lingkungan hidup berkurang. Upaya-upaya yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan melakukan reboisasi atau penanaman kembali hutan-hutan yang gundul.

Meskipun reboisasi tidak akan benar-benar bisa memperbaiki kerusakan dan kepunahan ekosistem di hutan, akan tetapi kegiatan tersebut dapat memfasilitasi hal-hal berikut ini, seperti: mengembalikan fungsi dari ekosistem hutan seperti menyimpan karbon, sebagai sumber cadangan air tanah, serta sebagai tempat hidup bagi berbagai jenis satwa. Mengurangi jumlah karbondioksida yang ada di udara, sehingga udara menjadi lebih bersih dan sehat.

 

Membangun Kembali Habitat Satwa Liar

Salah satu situs yang tergabung dalam LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding dalam Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan turut prihatin terhadap kerusakan hutan yang cukup parah. Dengan demikian, sehingga melahirkan kepedulian mereka terhadap lingkungan agar dapat diatasi agar jangan rusak lebih parah lagi.

Berkaitan dengan itu, maka dapat dikunjungi situs terkait seperti berikut ini: https://lindungihutan.com/kampanye alam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di daerahmu. LindungiHutan juga berpartisipasi dalam membantu pencegahan COVID-19 yang saat ini sedang menjadi pandemi di dunia. Dengan kampanye #lindungidiri pada link berikut https://covid19.lindungihutan.com/, bantuan donasi dan keuntungan produk akan disalurkan melalui Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana.

 

Limbah Medis Covid 19 Cemari Lingkungan

Limbah medis covid 19 mengalami peningkatan setiap hari. mirisnya limbah tersebut ditemukan bersama limbah non medis. Limbah medis termasuk dalam limbah yang berbahaya sehingga memerlukan penanganan khusus untuk mengolahnya agar tidak membahayakan bagi kehidupan. Berikut tim wanaswara rangkumkan mengapa limbah medis perlu di pisahkan. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah berlangsung lebih dari setahun.

Perlu dikembangkan dan ditanam, tanaman Fitoremediasi Penyerap Logam Berat untuk menjaga kelestarian lingkungan agar tidak tercemar atau sengaja dicemari oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan sadar lingkungan hidup yang sehat. Selain itu, perlu juga anda ketahui, apakah yang dimaksudkan dengan pencemaran air dan tanaman Fitoremediasi tanaman? Fitoremediasi adalah tanaman yang membantu menangani permasalahan polusi air akibat kontaminasi logam berat. Dampak polutan dalam air dapat mempengaruhi keberlangsungan kehidupan hewan dan organisme lain, dan tidak terkecuali manusia yang menggunakan air dari badan air tersebut. Sebelum air digunakan untuk keberlangsungan kehidupan manusia, maka pemeriksaan mengenai banyaknya konsentrasi berbagai zat dalam air perlu dilakukan pengujian dan pemeriksaan, apakah air tersebut layak untuk digunakan dan konsumsi untuk manusia?

Akhir-akhir ini, menstrual cup (Produk pengganti pembalut yang berbentuk corong dan terbuat dari karet atau silikon). Berbeda dengan pads atau tampon (pembalut wanita), menjadi populer di kalangan masyarakat, terutama di kalangan para pegiat lingkungan. Kendati belum banyak yang familiar, nyatanya produk ini digadang-gadang sebagai pengganti pembalut sekali pakai dan lebih ramah lingkungan. Jika dibandingkan, menstrual cup dapat dipakai berulang kali, sementara pembalut sekali pakai hanya bisa dipakai satu kali setelah itu langsung dibuang. Sampah pembalut, biasanya langsung dibuang oleh pemakainya, tetapi mereka tidak sadar bahwa, pembalut tersebut bisa menyebabkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.

Berbagai aktivitas di alam seperti berkebun, mendaki gunung, berkemah, atau hanya sekedar berjalan-jalan, dipercaya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun psikis manusia. Tetapi aktivitas itu perlahan sangat jarang dilakukan oleh masyarakat modern khususnya mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Ditambah lagi dengan kondisi pandemi covid 19 yang sudah berlangsung selama satu tahun terakhir, semakin membuat situasi dan kondisi masyarakat semakin kurang peduli terhadap kesehatan lingkungan. Karena itu, kepedulian terhadap lingkungan harus menjadi perhatian semua pihak.

Jika tidak, maka kerusakan lingkungan akan semakin parah dan akan berdampak kedapa manusia itu sendiri dalam bentuk pemanasan global (global warming), dengan segala dampak negatifnya dan tentunya akan merugikan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.  Salah satu Taman Nasional Gunung Halimun Salak di Jawa Barat yang bernama Wanaswara, atau Suara dari Hutan merupakan situs yang berisikan publikasi mengenai kegiatan LindungiHutan dan Relawan LindungiHutan yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tidak hanya itu, Wanaswara juga berisikan informasi dan edukasi mengenai ilmu-ilmu yang berhubungan dengan lingkungan, konservasi alam dan pelestarian serta perawatan hutan di Indonesia, yang dipastikan bermanfaat ketika setiap orang peduli dan tidak merusak lingkungan hidup, seperti dikutip dari Lindunghutan.com, (2021).

Selain itu, kerusakan lingkungan hidup akibat limbah cair dan limbah padat, dipastikan membuat hidup manusia dan segala makhluk hidup yang ada di lingkungan tersebut, tidak akan merasa nyaman dalam melaksanakan kehidupan mereka di lingkungan yang sudah tercemar tersebut. Yang jelas, lingkungan yang tidak sehat dipastikan berdampak negatif bagi makhluk hidup yang berada di sekitar mereka.

Dampak Kerusakan Alam

Sejak awal tahun 2020, bencana demi bencana alam telah melanda beberapa wilayah di Indonesia. Faktor penyebabnya yaitu, bisa dari faktor alam dan bisa juga disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri. Dampak dari kerusakan alam sangat merugikan manusia, baik dari segi ekonomi maupun sosial, maupun lingkungan hidup dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, bahkan dampak kerusakan lingkungan dapat pula menyebabkan korban jiwa. Berkaitan dengan dampak dari kerusakan alam yang perlu diperhatikan dan perlu diwaspadai seperti berikut di bawah ini.

 

  1. Pemanasan Global

Pemanasan global atau global warming merupakan bencana penipisan lapisan ozon yang diakibatkan meningkatnya karbondioksida dan menipisnya oksigen. Karbondioksida semakin meningkat karena adanya penggundulan hutan, pembakaran hutan, dan penggunaan batu bara yang berlebihan.

 

  1. Pencemaran

Pencemaran terjadi akibat adanya pembuangan limbah pabrik yang sembarangan. Limbah pabrik akan mempengaruhi lingkungan udara dengan asapnya dan lingkungan air dengan pembuangan ke aliran sungai. Dampak dari pencemaran akan mempengaruhi kesehatan warga sekitar pabrik, seperti gangguan pernafasan.

 

  1. Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan dapat berakibat fatal pada persediaan oksigen. Selain itu, keberadaan flora dan fauna di hutan akan semakin terancam punah. Kebakaran hutan terjadi karena faktor cuaca yang panas dan pembakaran lahan untuk pendirian pabrik. Secara umum, Indonesia pada umumnya rawan terjadi kebakaran hutan, terutama di Kalimantan dan Sumatera. Bahkan, tahun 2020 ke belakang, maka kebakaran hutan juga hampir setiap tahun terjadi, akibat pembukaan lahan untuk pertanian, karena menggakan teknik dengan cara membakar lahan.

 

  1. Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan bencana pengikisan tanah oleh air hujan. Hal tersebut karena kurangnya penyerapan air oleh pohon sehingga mengakibatkan terjadinya erosi. Penyebab utama dari tanah longsor adalah penebangan liar tanpa diiringi reboisasi yang tepat. Daerah-darh yang rawan terhadap tanah runtuh dan longsor, bisanya sering terjadi di daerah perbukitan, serta wilayah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS).

 

  1. Banjir

Banjir merupakan bencana akibat terhambatnya penyerapan air dan aliran sungai sehingga air membludak ke daratan. Selain karena curah hujan yang tinggi, kurangnya kesadaran manusia akan kebersihan lingkungan dan menyebabkan menggunungnya sampah pada aliran sungai. Dampak banjir itu, pasti akan dirakan oleh setiap manusia yang berada di sepanjang aliran sungai. Terkait banjir, hampir seluruh wilayah di Indonesia, jika musim penghujan tiba, maka akan terancam oleh bahaya banjir. Dampak banjir tersebut, tidak hanya merugikan harta dan benda, akan tetapi juga mengancam keselamatan jiwa dan raga masyarakat di sekitar wilayah terjadinya banjir.

                      Dampak Bagi Kehidupan

Sementara itu, dampak kerusakan lingkungan berakibat kepada terjadinya Pemanasan Global. Pemanasan global atau global warming merupakan bencana penipisan lapisan ozon yang diakibatkan meningkatnya karbondioksida dan menipisnya oksigen. Selain itu, dari pemanasan Global dan kerusakan hutan tersebut, akan dapat terjadi antara lain,  Pencemaran, Kebakaran Hutan, Tanah Longsor, Banjir, dan lain sebagainya.

Secara khusus, dari aspek lainnya, maka dampak dari kerusakan hutan dan lingkungan  hidup juga akan mengakibatkan kerusakan terhadap berbagai kehidupan hewan, binatang, dan lain sebagainya, seperti berdampak kepada terjadinya banjir dan pemanasan global. Karena itu, sudah saatnya pemerintah dan pihak penegak hukum, segera menegakkan hukum terkait dengan kerusakan lingkungan hidup seperti kerusakan hutan, dan lahan, serta akibat penggunaan pestisida dan lain sebagainya.

Karena itu, mulai hari ini, berhentilah kita dan Anda semua untuk merusak lingkungan dan peliharalah lingkungan untuk menyelamatkan manusia dan berbagai jenis makhluk hidupnya yang ada di lingkungan Anda. Insya Allah, keberkahan dari Allah SWT itu, akan selalu berada diberikan oleh Allah SWT, jika kita pandai bersyukur dengan cara tidak merusak lingkungan, khususnya yang ada  di sekitar lingkungan kita masing-masing, maka kita akan terhindar dari dampak kerusakan lingkungan, misalnya dari banjir, dan cuaca ekstrim, serta lain sebagainya! ***

DAFTAR PUSTAKA

Semarangkota.go.id, (2021). Dikutip dari, https://dlh.semarangkota.go.id/5-dampak-

kerusakan-alam-bagi-kehidupan/

Wanasrawa, (2020). Dikutip dari, https://wanaswara.com/9-dampak-kerusakan-hutan-bagi-

lingkungan-hidup/

Related posts

Azwan Wisuda 80 Siswa MDTA Se-Kecamatan Bangkinang Kota

Supardi

Pondok Pesantren gudang ilmu, Ciptakan Generasi Masa depan Bangsa.

Supardi

Tidak Hadir Dalam Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD, Bupati Kampar Berikan Teguran Pertama

Supardi

Ketua LPTQ Kampar : Teruslah Belajar, Walaupun TC Sudah Berakhir

Supardi

Bupati Kampar Terima Kunjungan Dirut PT. Bank Riau Kepri.

Supardi

Percepatan Pembangunan Infrastruktur, Bupati Tinjau Pembangunan Jembatan dan Jalan Interpretasi Kampar Kiri Hulu.

Supardi